Membersihkan rumah kini tidak lagi membutuhkan banyak tenaga. Cukup menekan satu tombol, robot vacuum akan menyusuri ruangan, menyedot debu, menghindari rintangan, hingga otomatis kembali ke stasiun pengisian daya ketika baterainya menipis.
Popularitasnya terus meningkat, dengan laporan Statista (2024) mencatat penjualan global mencapai lebih dari 19 juta unit per tahun, dan nilai pasar diproyeksikan menembus Rp120 triliun pada 2027. Angka ini mencerminkan tren gaya hidup modern yang kian mengandalkan teknologi praktis dan efisien di rumah tangga.
Meski terlihat sederhana, kinerja robot vacuum modern bertumpu pada teknologi canggih. Perangkat ini menggabungkan sensor presisi, sistem pemetaan ruangan cerdas (smart mapping), serta kendali otomatis yang membuatnya bekerja tanpa campur tangan manusia.
Tak heran, di kota-kota besar alat kebersihan ini semakin populer. Bagi keluarga muda maupun pekerja dengan mobilitas tinggi, robot vacuum menjelma “asisten rumah tangga digital” yang menghadirkan kenyamanan sekaligus bagian dari tren smart home technology yang terus berkembang.
Cara Kerja Robot Vacuum
Teknologi pemetaan pada robot vacuum memiliki kemiripan dengan sistem navigasi kendaraan otonom. Perangkat ini bekerja melalui kombinasi sensor presisi, mikroprosesor, motor listrik, dan baterai isi ulang (Ackerman, 2015). Cara kerjanya berlangsung dalam beberapa tahapan:
1. Sensor mengumpulkan data
Robot memetakan ruangan, mendeteksi debu, serta mengenali rintangan di sekitarnya.
2. Mikroprosesor memproses informasi
Data dari sensor diterjemahkan menjadi perintah kerja yang presisi untuk mengatur arah dan pola gerak.
3. Motor listrik menjalankan perintah
Roda dan sikat pembersih digerakkan dengan prinsip elektronika daya untuk memastikan pembersihan optimal.
4. Baterai isi ulang dengan smart charging
Saat daya menipis, robot otomatis kembali ke stasiun pengisian untuk mengisi ulang energi.
Meski semakin canggih, keterbatasan tetap ada. Robot vacuum kerap kesulitan menjangkau sudut sempit atau membedakan jenis kotoran tertentu. Karena itu, pengembangan teknologi masih terus dilakukan, mulai dari peningkatan kecerdasan pemetaan hingga kemampuan adaptasi di berbagai jenis lantai.
Dari Inovasi Robot Vakum ke Generasi Inovator Teknik Elektro
Robot vacuum perlu terus berevolusi untuk mengatasi kekurangannya dengan berbagai inovasi seperti algoritma navigasi yang semakin cerdas, kamera 3D untuk pemetaan presisi, hingga kendali lewat IoT. Riset memprediksi bahwa teknologi yang digunakan generasi berikutnya akan lebih hemat energi, ramah lingkungan, dan dapat diisi daya menggunakan sumber energi terbarukan (Kalogirou, 2025).
Sebagai kampus yang berfokus pada energi dan teknologi terbarukan, Universitas Pertamina membekali mahasiswa Teknik Elektro dengan keterampilan praktis untuk menguasai teknologi modern. Melalui mata kuliah seperti Sistem Kendali Otomatis, Devais Elektronika, Elektronika Daya serta Manajemen Energi Terbarukan, mahasiswa dilatih untuk merancang solusi inovatif hemat energi dan perangkat rumah pintar hingga teknologi berbasis energi terbarukan yang mendukung keberlanjutan.
Ingin jadi perancang sistem kontrol, insinyur perangkat pintar, hingga inovator teknologi di sektor industri dan energi? Yuk, kenali lebih dekat Program Studi Teknik Elektro di Universitas Pertamina dan daftar sekarang di
pmb.universitaspertamina.ac.id.
Referensi :
Ackerman, Evan. (2015). iRobot Brings Visual Mapping and Navigation to the Roomba 980. IEEE Spectrum. https://spectrum.ieee.org/irobot-brings-visual-mapping-and-navigation-to-the-roomba-980
Kalogirou, Soteris (2025). Renewable and Sustainable Energy Review. ScienceDirect. https://www.sciencedirect.com/journal/renewable-and-sustainable-energy-reviews