Plastik sekali pakai jadi masalah besar bagi lingkungan. Sungai, laut, bahkan tanah kini penuh sampah plastik yang sulit terurai. Menurut United Nations Environment Programme (UNEP), dunia menghasilkan lebih dari 430 juta ton plastik setiap tahun, dan sekitar 36% di antaranya digunakan untuk kemasan sekali pakai. Sayangnya, hanya 9% plastik yang berhasil didaur ulang, sementara sisanya berakhir di TPA atau mencemari ekosistem laut
Sebagai alternatif, industri mulai mengembangkan bioplastik, yaitu plastik berbahan baku terbarukan seperti jagung, singkong, atau tebu. Menurut European Bioplastics, kapasitas produksi bioplastik dunia mencapai 2,47 juta ton pada 2024 dan diproyeksikan tumbuh menjadi 5,73 juta ton pada 2029. Angka ini menunjukkan tren meningkatnya minat terhadap material alternatif yang dianggap lebih ramah lingkungan.
Namun, bioplastik bukanlah solusi ajaib. Tidak semua bioplastik bisa hancur begitu saja di alam. Sebagian membutuhkan fasilitas khusus agar benar-benar terurai. Karena itu, penting memahami bagaimana bioplastik dikelola setelah digunakan. Secara garis besar, terdapat empat jalur utama pengelolaan bioplastik:
1. Fasilitas Kompos Industri (Industrial Composting)
Pengelolaan bioplastik dengan label industrially compostable (seperti PLA, PHA, atau Mater-Bi) dilakukan di fasilitas kompos industri. Prosesnya dimulai dengan memasukkan bioplastik ke ruang kompos bersuhu tinggi, sekitar 50–70 °C, dengan kelembaban serta aliran udara yang terkontrol agar penguraian berlangsung merata. Dalam kondisi ideal, bioplastik biasanya terurai dalam 2–3 minggu, namun untuk produk yang lebih tebal atau keras, waktu yang dibutuhkan bisa lebih lama.
2. Daur Ulang Mekanis dan Kimiawi (Recycling)
Pengelolaan bioplastik melalui jalur daur ulang diperuntukkan bagi jenis yang sesuai dengan sistem daur ulang tertentu. Prosesnya dimulai dengan pemilahan sejak awal agar tidak bercampur dengan plastik konvensional. Pada daur ulang mekanis, bioplastik dicacah dan dilelehkan untuk dibentuk kembali, sementara pada daur ulang kimiawi, bioplastik diuraikan menjadi molekul penyusunnya sebelum diproduksi ulang.
3. Digesti Anaerob (Anaerobic Digestion)
Pengelolaan bioplastik melalui digesti anaerob diperuntukkan bagi jenis yang bisa diproses bersama limbah organik di fasilitas digester. Prosesnya berlangsung di reaktor kedap udara tanpa oksigen, di mana mikroorganisme mencerna material organik hingga menghasilkan biogas berupa metana dan CO₂ yang dapat dimanfaatkan sebagai energi listrik atau panas dan residu padat yang bisa dijadikan pupuk. Namun, tidak semua bioplastik cocok dengan metode ini, sehingga beberapa perlu perlakuan awal agar terurai maksimal.
4. Tempat Pembuangan Akhir dengan Sistem Bioreaktor (Bioreactor Landfill)
Pengelolaan bioplastik di bioreactor landfill dilakukan di tempat pembuangan akhir modern yang dirancang lebih terkontrol dibanding TPA biasa. Sampah dijaga kelembabannya dan cairan hasil resapan sampah (lindi) dialirkan kembali agar proses penguraian lebih cepat. Bioplastik bersama sampah organik akan menghasilkan gas metana yang dapat ditangkap sebagai sumber energi. Meski lebih ramah lingkungan daripada TPA konvensional, jalur ini tetap bukan pilihan terbaik, karena bioplastik jauh lebih cepat terurai di fasilitas kompos.
Bioplastik memang menawarkan harapan sebagai alternatif plastik konvensional. Namun tanpa pengelolaan yang tepat, bioplastik justru bisa menambah masalah baru. Di sinilah Ilmu Teknik Lingkungan berperan, mulai dari merancang fasilitas kompos modern, mengembangkan teknologi daur ulang, hingga mendukung kebijakan pengelolaan sampah berkelanjutan.
Di Universitas Pertamina, mahasiswa Teknik Lingkungan dibekali ilmu tentang pengelolaan limbah padat, teknologi daur ulang, hingga regulasi lingkungan. Dengan bekal ini, lulusan diharapkan mampu berkontribusi dalam menghadapi tantangan global, termasuk pengelolaan bioplastik secara berkelanjutan.
Ingin ikut berperan dalam menciptakan solusi berkelanjutan untuk masa depan?
Yuk, bergabung di Program Studi Teknik Lingkungan Universitas Pertamina dan jadilah bagian dari generasi yang membangun dunia lebih hijau. Daftar sekarang di pmb.universitaspertamina.ac.id.