Mahasiswa UPER Kritisi Kasus KGBO Yang Terus Meningkat
Jakarta, 22 Maret 2023 - Berdasarkan Catatan Tahunan Komnas Perempuan yang dirilis pada tahun 2021, terdapat peningkatan kasus Kekerasan Gender Berbasis Online (KGBO) sebanyak 234% dari 281 kasus pada 2020 menjadi 940 kasus pada 2021.
Menurut Fadillah Adkiras, ketua umum Serikat Mahasiswa Untuk Indonesia (SRIKANDI UII) dalam kajiannya, KGBO adalah segala bentuk kekerasan yang memiliki tujuan untuk menyerang gender dan seksualitas orang lain melalui internet.
Turut mengkritisi hal tersebut, Syafania Munawir Putri dan Adil Setyo Pangestu, mahasiswa Program Studi Komunikasi Universitas Pertamina berhasil memasuki lima besar kategori podcast dalam Ajang Insan Kreatif Nusantara (Ajisaka) yang diselenggarakan oleh Universitas Gadjah Mada (UGM) pada Sabtu (11/03).
Mengangkat judul “Kasus KGBO Meningkat Siapa yang Harus Disalahkan?”, Syafa dan Adil berhasil mengungguli 300 peserta lomba dari berbagai universitas negeri dan swasta bergengsi lain.
“Isu ini kami pilih sesuai dengan tema besar yang telah ditetapkan oleh pihak panitia yakni Gender Equity. Menurut kami, isu ini menarik karena KGBO sering terjadi tanpa pandang bulu. Banyak sekali korban mulai dari selebriti sampai orang biasa biasa. KGBO dinilai dapat memberikan dampak yang serius pada sang korban”, ujar Syafa dalam wawancara daring, Selasa (21/03).
Syafa dan Adil merasa peningkatan kasus KGBO yang semakin tinggi tidak diiringi dengan kebijakan atau hukum yang jelas sehingga patut dipertanyakan.
Selama mengikuti perlombaan Syafa dan Adil melewati beberapa proses mulai dari riset sampai dengan proses editing yang tidak sederhana.
“Pertama kita melakukan riset dibantu dengan dosen komunikasi kita, Ibu Vivi Varlina, M.Si. Di Indonesia perihal KGBO masih terdengar tabu bagi sebagian besar orang maka kami juga menggunakan jurnal internasional sebagai acuan agar mudah dipahami oleh masyarakat awam,” tutur Syafa.
Selanjutnya, untuk membuat podcast tentu diperlukan proses rekaman dan editing. Menurut Syafa, kedua tahap ini sangat menantang karena kebijakan kompetisi yang mengharuskan podcast dibuat dengan kualitas exhibit worth. Kedua tahapan ini dilakukan oleh Syafa dan Adil sepenuhnya di Laboratorium Komunikasi Universitas Pertamina. [ER]