Belanja online kini bukan sekadar kebiasaan, tapi sudah menjadi bagian dari gaya hidup manusia modern. Aktivitas yang dulunya hanya dilakukan segelintir orang kini sudah menjangkau hampir seluruh lapisan masyarakat. Mulai dari anak muda, ibu rumah tangga, hingga lansia, semua terbiasa memesan barang hanya lewat ponsel.
Penggunaan internet dan belanja online terus mengalami lonjakan yang signifikan. Berdasarkan laporan We Are Social & Meltwater pada Februari 2025, sebesar 58% masyarakat kini belanja online, dan 34,4% digunakan untuk memenuhi kebutuhan harian. Bukan hanya jumlah pengguna, nilai transaksi juga ikut melonjak dari Rp 205,5 triliun pada 2019 menjadi Rp 487 triliun pada 2024 (Bank Indonesia, 2025).
Fenomena ini tidak terjadi begitu saja. Meningkatnya akses internet, jumlah ponsel, kemudahan pembayaran seperti transfer bank hingga paylater, dan berbagai promo menarik seperti gratis ongkir dan cashback membuat belanja online jadi pilihan utama. Tak heran jika toko fisik mulai kehilangan pelanggan karena konsumen kini lebih memilih yang cepat dan praktis.
Namun, di balik belanja online yang serba praktis dan menguntungkan, terdapat proses yang tidak sederhana. Ada sistem rumit dan proses panjang yang membuat barang bisa sampai ke depan pintu rumah kita. Di balik semua itu, logistik menjadi pilar penting yang menentukan lancar atau tidaknya setiap pengiriman. Yuk kita intip proses panjang paket kita dan melihat peran logistik di dalamnya.
Masalah Belanja Online: Saat Paket Tak Kunjung Sampai
Meskipun terlihat sempurna, nyatanya belanja online juga menyimpan berbagai tantangan. Berdasarkan data Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mencatat selama 2023 ada 124 pengaduan e-commerce, di antaranya 5,5 % paket tidak dikirim, 3,9 % barang tidak sampai, dan 4,7 % masalah pengiriman lainnya.
Masalah ini tentunya sering membuat pelanggan frustasi sekaligus menunjukkan masih terdapat celah yang besar dalam proses pengiriman yang belum sepenuhnya teratasi. Inilah salah satu risiko dari sistem yang belum sepenuhnya kuat di bagian logistik.
Di Balik Layar: Panjangnya Perjalanan Sebuah Paket
Di balik sekali klik pembelian, ada serangkaian proses panjang yang terjadi. Setelah pembeli melakukan pemesanan, penjual akan mulai mengemas barang, lalu menyerahkannya ke jasa logistik. Barang tersebut kemudian masuk ke pusat sortir, dibawa ke gudang transit, lalu dikirim lagi ke cabang lokal sebelum akhirnya sampai di rumah kita.
Tahapan ini juga sering mengalami kendala penumpukan barang di gudang, kesalahan sortir hingga kewalahan akibat banyaknya paket yang diantar. Hal ini membuktikan bahwa sistem pengiriman barang tidak bisa dianggap remeh sehingga perlu adanya sistem logistik yang efektif dan efisien.
Logistik: Penentu Lancar atau Tidaknya Belanja Online
Tanpa sistem logistik yang tertata rapi, transaksi online tidak akan berjalan lancar bahkan dapat merugikan pembeli. Perusahaan logistik bertugas mengatur ribuan bahkan jutaan paket setiap harinya mulai dari penjemputan, penyimpanan, penyortiran, hingga pengiriman ke lokasi yang tepat. semakin besar skala belanja online, semakin besar pula tantangan yang dihadapi oleh tim logistik sehingga perlu ahli dan ilmu yang tepat untuk mengatasinya.
Teknik Logistik: Ilmu Penting di Balik Sistem Pengiriman
Seorang teknik logistik dapat mengatasi tantangan itu dengan cara mengatur alur barang dari produsen ke konsumen dengan efisien. Ilmu teknik logistik mempelajari bagaimana barang bisa sampai ke tangan pembeli secara cepat, aman, dan efisien mulai dari pengelolaan gudang, pengaturan rute, hingga teknologi pelacakan.
Universitas Pertamina hadir dengan
Program Studi Teknik Logistik yang dirancang untuk menjawab kebutuhan industri digital saat ini. Mahasiswa dibekali pengetahuan dan praktik langsung agar siap terjun ke dunia kerja.
Ingin jadi bagian dari sistem yang menggerakkan e-commerce Indonesia?