Di tengah dunia yang makin cepat dan serba digital, kemampuan berbicara saja tak lagi cukup. Mereka yang mampu memahami dan mengelola emosinya dengan baik justru menjadi komunikator yang paling efektif. Hal inilah yang menjadi fokus dalam mata kuliah Komunikasi Antarpribadi (KAP) di Program Studi Komunikasi, Universitas Pertamina.
Tidak sedikit konflik, kesalahpahaman, hingga kegagalan kerja sama yang bermula dari ketidakmampuan seseorang mengelola emosi saat berkomunikasi. Padahal, menurut World Economic Forum (2020), kecerdasan emosional (emotional intelligence) termasuk dalam 10 besar keterampilan paling dibutuhkan dunia kerja di masa depan.
Mengenal Tiga Spektrum Emosi
Komunikasi sejatinya tidak pernah netral. Setiap kata, nada, hingga ekspresi wajah yang kita keluarkan membawa muatan emosional—entah itu rasa suka, kecewa, atau cemas. Dalam mata kuliah KAP, mahasiswa diajak memahami bahwa komunikasi adalah cermin dari kondisi emosional seseorang. Karena itu, sebelum belajar berbicara dengan efektif, seseorang harus lebih dulu mampu memahami spektrum emosinya sendiri.
Tiga kelompok emosi utama yang menjadi fokus pembelajaran adalah:
1. Joyful/Affectionate – Emosi yang membangun keintiman dan kepercayaan, seperti kebahagiaan, cinta, dan semangat.2. Hostile – Emosi yang berisiko menimbulkan konflik, seperti marah, iri, dan jijik.
3. Sad/Anxious – Emosi yang kerap menciptakan jarak dan keterasingan dalam komunikasi, seperti sedih, takut, dan cemas.
Keterampilan Emosional Jadi Modal Masa Depan
Studi dari American Psychological Association (APA, 2023) menyebutkan bahwa lebih dari 60% konflik interpersonal di tempat kerja terjadi karena miskomunikasi emosional. Di sinilah pentingnya pelatihan komunikasi yang tidak hanya fokus pada pesan verbal, tetapi juga kesadaran emosi yang menyertainya.
Mata kuliah KAP memberikan empat keterampilan utama yang harus dikuasai mahasiswa:
1. Identifikasi Emosi - Menyadari emosi sejak awal kemunculannya dengan mendengarkan sinyal tubuh dan menganalisis situasi.
2. Menerima Tanggung Jawab Emosi - Belajar menyampaikan emosi secara jujur tanpa menyalahkan pihak lain.
3. Reframing atau Penilaian Ulang Emosi Negatif - Mengubah perspektif terhadap pengalaman negatif agar lebih konstruktif.
4. Memisahkan Emosi dari Tindakan.
5. Mahasiswa dilatih untuk tidak bereaksi impulsif terhadap emosi, tapi memprosesnya terlebih dahulu.
Bukan Hanya Relevan, Tapi Mendesak
Di era media sosial, misinformasi, dan tekanan sosial yang tinggi, kemampuan mengelola emosi bukan lagi pilihan, tapi kebutuhan. Bagi mahasiswa komunikasi, hal ini menjadi modal utama untuk terjun ke berbagai profesi: dari jurnalisme, public relations, hingga content creation dan diplomasi.
Program Studi Komunikasi Universitas Pertamina berkomitmen membentuk lulusan yang tidak hanya cakap berbicara, tapi juga bijak dalam memahami dan menyampaikan emosi. Lewat mata kuliah Komunikasi Antarpribadi, mahasiswa dilatih menjadi komunikator yang reflektif, empatik, dan solutif.
Pilih Jurusan yang Bikin Kamu Punya Skill Bicara & Emosi Sekaligus? Cek Info Kuliah Komunikasi di Universitas Pertamina - Perguruan Tinggi Migas Terbaik