Pemanfaatan limbah pertanian sebagai sumber energi alternatif menjadi salah satu solusi berkelanjutan yang semakin dilirik di tengah meningkatnya kebutuhan bahan bakar yang bersih dan efisien. Biomassa seperti batang, daun, dan sisa panen memiliki potensi besar sebagai energi terbarukan yang murah dan mudah diolah, terutama di wilayah pedesaan.
Di Universitas Pertamina (UPER), semangat inovasi tersebut tumbuh melalui berbagai riset dan proyek mahasiswa. Salah satu contohnya adalah Bioghum Patalabana, briket ramah lingkungan berbahan dasar limbah sorgum yang dikembangkan oleh Ni Kadek Karina Dewi, mahasiswa Program Studi Ekonomi.
Dari Limbah Sorgum Menjadi Energi Bersih dan Bernilai Tambah
Sorgum adalah tanaman serbaguna, tetapi sisa batang dan daunnya sering kali tidak termanfaatkan. Melihat peluang tersebut, Karina dan tim mengolah limbah sorgum menjadi briket biomassa melalui pendekatan ekonomi berkelanjutan mengurangi limbah, meningkatkan nilai tambah, dan memberikan manfaat langsung bagi masyarakat.
Pengolahannya menggunakan prinsip pirolisis, yaitu pemanasan bahan tanpa oksigen untuk menghasilkan arang biomassa yang lebih stabil. Metode ini membuat briket Bioghum mampu membakar lebih lama sekaligus menghasilkan emisi lebih rendah: sekitar 430 gram CO₂ per kilogram, atau 32% lebih rendah dibanding arang konvensional.
Efisiensi ini menjadikan Bioghum sebagai alternatif bahan bakar yang cocok untuk kebutuhan rumah tangga maupun UMKM kuliner yang membutuhkan sumber panas konstan tanpa biaya besar.
Mendorong Kemandirian Energi dan Ekonomi Desa
Dengan bahan baku yang melimpah dan murah, inovasi biomassa seperti Bioghum membuka peluang usaha baru di tingkat desa. Petani dapat mengolah sisa panen menjadi produk bernilai jual, mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, sekaligus memperkuat ekonomi lokal.
Inisiatif ini sejalan dengan SDG 7: Energi Bersih dan Terjangkau, karena mendorong pemanfaatan energi alternatif yang lebih ramah lingkungan, aman, dan mudah diakses oleh masyarakat.
UPER dan Ekosistem Inovasinya
Proyek seperti Bioghum tumbuh dari lingkungan belajar di UPER yang mendorong mahasiswa untuk bereksperimen dan menciptakan solusi berbasis potensi lokal. Melalui riset terapan, kolaborasi dengan masyarakat, serta bimbingan dari dosen dan praktisi industri, mahasiswa dibentuk menjadi problem solver yang memahami konsep sekaligus mampu menerapkannya di lapangan.
Pendekatan ini memungkinkan mahasiswa UPER tidak hanya menghasilkan ide, tetapi juga mengembangkan inovasi yang berdampak nyata bagi lingkungan dan masyarakat.
Tertarik Mengembangkan Inovasi di Bidang Ekonomi dan Energi?