Universitas Pertamina menyelenggarakan Industrial Gathering 2025 bertema “Empowering Future Talent: Academia–Industry Collaboration in the Era of Disruption” di Auditorium Universitas Pertamina. Kegiatan ini dihadiri sekitar 100 peserta dari jajaran pimpinan universitas, dekan, ketua program studi, praktisi industri, asosiasi profesi, hingga pemangku kepentingan pemerintah.
Acara dibuka oleh Prof. Dr. Ir. Wawan Gunawan A. Kadir, MS, Rektor Universitas Pertamina. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan harapan besar agar kegiatan ini dapat memperkuat hubungan kampus dengan mitra industri. “Melalui acara ini, kami berharap Universitas Pertamina dapat meningkatkan kolaborasi dengan para industri sehingga mampu menghasilkan generasi atau lulusan yang kompeten dan siap menghadapi dunia kerja,” ungkap Prof. Wawan.
Industrial Gathering ini hadir untuk menjawab tantangan kesenjangan kompetensi antara lulusan perguruan tinggi dan kebutuhan dunia kerja. Data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Februari 2023 mencatat tingkat pengangguran terbuka untuk lulusan universitas masih sebesar 5,18%. Lebih dari 50% lulusan juga bekerja di luar bidang studinya, menandakan adanya mismatch kompetensi. Sementara itu, dunia industri justru menghadapi kekurangan tenaga kerja di bidang strategis seperti digitalisasi, sustainability, rantai pasok, dan teknologi baru.
Dalam sesi talkshow, para narasumber menyampaikan pandangan dari berbagai perspektif. Dari sisi industri, Abimanyu Suryadi, Manager HC Services PT Pertamina Hulu Energi, menekankan bahwa memasuki dunia kerja bukan sekadar keberuntungan, melainkan perlu adanya strategi yang harus dipersiapkan. Komunikasi yang baik, pemahaman perusahaan, serta sikap profesional menjadi kunci dalam proses seleksi. Abimanyu juga menjelaskan bahwa Pertamina Group secara rutin membuka kesempatan bagi lulusan baru melalui program Bimbingan Profesi Sarjana (BPS), magang kerja praktek, hingga rekrutmen bersama BUMN. Sejumlah alumni Universitas Pertamina pun telah berhasil lolos dalam program ini dan kini berkarier di berbagai subholding Pertamina.
Sementara itu, Rinny Syafriadi selaku perwakilan Kementerian Ketenagakerjaan RI menegaskan pentingnya sinergi dunia pendidikan dan industri dalam menyiapkan tenaga kerja berdaya saing. Pemerintah saat ini mendorong kebijakan triple skilling untuk meningkatkan kompetensi lulusan, menyiapkan 21 Balai Latihan Kerja (BLK) sebagai pusat pelatihan, serta merancang Peraturan Menteri tentang pemagangan mahasiswa yang ditargetkan meluncur pada 6 Oktober 2025. Aturan ini akan memastikan program magang memiliki job desk yang jelas dan didampingi mentor bersertifikat kompetensi.
Sedangkan dari sisi akademisi, Dr. Rosaria Mita Amalia, Presiden Indonesia Career Center Network (ICCN), menyoroti pentingnya penguatan soft skills dan employability skills agar lulusan lebih siap memasuki dunia kerja. Beliau menekankan bahwa universitas tidak bisa berjalan sendiri dalam menyiapkan SDM unggul, melainkan perlu membangun kemitraan strategis dengan industri dan pemerintah. ICCN berperan sebagai akselerator kolaborasi nasional, membantu standarisasi layanan pusat karir, serta menjembatani hubungan antara kampus dan dunia usaha.
Selain talkshow utama, acara ini juga menampilkan laporan Tracer Study dan User Survey Universitas Pertamina, sekaligus pengenalan Integrated Career Expo UPER 2025. Kegiatan ini dirancang sebagai ruang dialog multipihak yang mendorong lahirnya solusi konkret dalam menghubungkan perguruan tinggi dengan dunia kerja.
Melalui kegiatan ini, sivitas akademika Universitas Pertamina memperoleh wawasan tentang tren ketenagakerjaan dan transformasi industri di era disrupsi, sekaligus memperkuat jejaring kolaborasi dengan mitra industri dan pemerintah. Universitas Pertamina menegaskan komitmennya untuk terus mendorong kolaborasi berkelanjutan dalam mencetak lulusan yang adaptif, relevan, dan siap bersaing di tingkat nasional maupun global.