Logo Universitas Pertamina
ID / EN
Agenda

Mahasiswa Universitas Pertamina Temukan Solusi Efisien Untuk Mengatasi Waktu Tunggu Penumpang Transjakarta


Published by: Teknik Logistik Minggu, 8 Oktober 2023
Dibaca: 423 kali
Jakarta, ibu kota Indonesia, dikenal sebagai kota megapolitan yang tak pernah tidur. Mobilitas yang tinggi dan kemacetan lalu lintas yang kerap menghantui warga telah mendorong perkembangan sistem transportasi publik yang andal. Di tengah keterbatasan ruang dan sumber daya, TransJakarta, sebagai tulang punggung transportasi publik, telah menjadi penyelamat banyak warga Jakarta dalam melawan kemacetan.
 
Namun, seiring dengan berbagai perkembangan, pandemi COVID-19 telah membawa tantangan baru bagi sistem transportasi ini. Meskipun penurunan drastis dalam jumlah penumpang terjadi selama pandemi, lonjakan yang signifikan terjadi pasca pandemi, menimbulkan masalah baru: waktu tunggu yang tak terduga.
 
Menurut Daud Joseph, Direktur Operasi dan Keselamatan TransJakarta, peningkatan jumlah penumpang ini telah mencapai angka mencengangkan pada Agustus 2023, dengan 1 juta penumpang per hari. Hal ini mengakibatkan penumpukan penumpang di berbagai halte dan mempengaruhi efisiensi layanan.
 
Masalah ini menjadi sorotan bagi Faris Dwi Subagsar, seorang mahasiswa Teknik Logistik di Universitas Pertamina (UPER). Motivasi Faris untuk mengatasi masalah waktu tunggu yang terlalu lama ini mendorongnya untuk merumuskan solusi berupa simulasi penjadwalan transportasi TransJakarta.
 
Faris menggunakan skema penjadwalan dengan metode simulasi diskrit, dengan dukungan perangkat lunak ProModel, untuk mengoptimalkan waktu tunggu penumpang TransJakarta dan menghindari penumpukan penumpang di halte-halte.
 
"Penelitian ini bermula saat saya merasa perjalanan saya dengan TransJakarta memakan waktu yang lama, sehingga terjadi penumpukan penumpang. Pada akhirnya, hal ini menjadi motivasi saya untuk meneliti mengenai efisiensi rute TransJakarta untuk mempersingkat waktu tunggu," ujar Faris.
 
Simulasi diskrit adalah metode yang digunakan untuk memodelkan dan menganalisis sistem berdasarkan kejadian diskrit. Dalam penelitiannya, Faris mempertimbangkan faktor jarak, waktu tempuh, dan permintaan penumpang untuk mencapai hasil yang lebih efisien.
 
"Pada awalnya, penumpang TransJakarta harus menunggu sekitar 23 menit, yang merupakan waktu yang cukup lama. Hasil dari simulasi diskrit menghasilkan skenario terbaik yang mengurangi waktu tunggu menjadi hanya 10,4 menit. Dengan kedatangan bus setiap 3 menit, diperlukan 42 unit bus gandeng dan 31 unit bus gandeng kosong," jelas Faris.
 
Hasil penelitian Faris telah menarik perhatian pemerintah DKI Jakarta, terutama pihak yang mengelola TransJakarta. Mereka telah bertemu untuk membahas peluang kerja sama dalam upaya meningkatkan pelayanan dengan mengoptimalkan waktu tunggu penumpang.
 
Dengan kerjasama antara mahasiswa seperti Faris Dwi Subagsar, pemerintah, dan pengelola layanan transportasi publik, Jakarta berharap dapat terus meningkatkan efisiensi sistem transportasi untuk mendukung mobilitas warga dan mengatasi masalah lalu lintas yang kerap menjadi permasalahan klasik di ibu kota ini. Semoga temuan Faris menjadi langkah awal menuju transportasi publik yang lebih efisien dan nyaman di Jakarta.


Thumbnail
Bagikan:
Bagikan ke WhatsApp
Bagikan ke Facebook
Bagikan ke X
Bagikan ke Telegram
Bagikan ke LinkedIn

Tinggalkan Balasan
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalan UU ITE

© 2025 Universitas Pertamina.
All rights reserved