Di tengah pesatnya perkembangan teknologi, digitalisasi menjadi peluang besar bagi UMKM untuk memperluas pasar, meningkatkan efisiensi, dan memperkuat daya saing. Namun, tidak semua pelaku UMKM mampu langsung beradaptasi. Keterbatasan literasi digital, infrastruktur internet yang belum merata, serta minimnya modal dan sumber daya manusia masih menjadi kendala utama. Dalam situasi ini, kehadiran para profesional terutama yang memiliki keahlian di bidang manajemen risiko dan keuangan berkelanjutan memegang peranan penting sebagai pendorong transformasi dan pemberdaya UMKM di era digital.
Salah satu masalah yang sering muncul adalah rendahnya kemampuan pelaku UMKM dalam memanfaatkan teknologi seperti e-commerce, aplikasi kasir digital, atau sistem akuntansi berbasis cloud. Contohnya, jika sebuah UMKM kerajinan rotan di Cirebon masih mengandalkan penjualan langsung di pasar lokal karena tidak memahami cara membuka toko online. Selain itu, banyak UMKM yang belum memiliki strategi mitigasi risiko, misalnya menghadapi penurunan permintaan atau gangguan pasokan, sehingga bisnis menjadi rentan. Di sisi keuangan, perencanaan jangka panjang yang berkelanjutan juga sering diabaikan, membuat UMKM sulit mengatur arus kas atau mencari pembiayaan yang aman.
Profesional dengan keahlian manajemen risiko dapat membantu UMKM memetakan potensi ancaman bisnis, mulai dari risiko operasional, keuangan, hingga reputasi dan menyusun strategi mitigasinya. Misalnya, konsultan bisnis membantu UMKM rotan tersebut membuat toko di marketplace sambil memastikan pasokan bahan baku aman melalui kontrak jangka panjang dengan pemasok. Sementara itu, ahli keuangan berkelanjutan dapat merancang strategi keuangan yang sehat, seperti diversifikasi sumber pendapatan, pengelolaan portofolio produk, dan pemanfaatan pembiayaan ramah lingkungan dari platform fintech.
Menurut laporan Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) dan studi yang dilakukan oleh Kementerian Koperasi dan UKM, pendekatan ini terbukti efektif dalam program pendampingan UMKM binaan Kementerian Koperasi dan UKM, kombinasi edukasi digital, manajemen risiko, dan strategi keuangan berkelanjutan berhasil meningkatkan penjualan hingga 50% dalam enam bulan, sekaligus menjaga stabilitas bisnis di tengah fluktuasi pasar. Dengan dukungan profesional, UMKM tidak hanya mampu bertahan di era persaingan global, tetapi juga berkembang secara berkelanjutan dan tahan terhadap berbagai risiko di masa depan.