Artificial
intelligence (AI) atau kecerdasan buatan telah mendatangkan manfaat di berbagai
sektor, salah satunya industri migas. Survei yang dilakukan firma Ernst &
Young di tahun 2021, menunjukkan sebanyak 92% perusahaan migas saat ini telah
berinvestasi di AI atau berencana investasi dalam dua tahun ke depan.
Menurut penelitian
Koroteev dan Tekic dari Skolkovo Institute of Science and Technology, Rusia,
pemanfaatan AI dalam industri migas dapat digunakan untuk mempelajari data
eksploitasi terdahulu guna memprediksi potensi kegagalan atau memprediksi
jumlah produksi migas. Selain itu, penggunaan AI untuk interpretasi data
eksplorasi 92% lebih akurat daripada melakukan interpretasi secara manual.
Kurikulum Universitas Pertamina sendiri telah menerapkan trend
digitalisasi dan machine learning pada pembelajaran perkuliahan
mahasiswa. Salah satunya produk ciptaan mahasiswa program
studi Teknik Perminyakan Universitas Pertamina, Mochammad Naufal Septifiandi yang memanfaatkan AI
untuk membuat aplikasi website guna mempermudah engineer di industri migas
membuat perkiraan tekanan injeksi uap air (steam) untuk eksploitasi minyak
berat. Website tersebut dikembangkan bersama petroleum engineer dari Pertamina
Hulu Rokan, Ramdhan Ari Wibawa.
Untuk menciptakan
sebuah software, engineer mulanya akan membuat model machine learning (ML)
dengan bahasa pemrograman Python yang berbentuk coding. “Aplikasi website sangat
diperlukan oleh engineer di lapangan karena akan merepotkan jika harus
melakukan coding setiap kali ingin membuat prediksi,” ungkap Naufal pada
wawancara daring Selasa (27/12).
Namun menurutnya,
pemanfaatan AI untuk membuat aplikasi website masih belum lazim ditemui,
utamanya karena perbedaan bahasa pemrograman pada AI dan pengembangan website.
“Bahasa pemrograman yang umum dipakai pada AI adalah Python, sedangkan untuk
mengembangkan website salah satu yang umum contohnya HTML,” tambahnya.
Berikut merupakan
langkah-langkah membuat aplikasi website berbasis bahasa pemrograman Python.
1. Mulai lah
membuat code model ML yang diinginkan
Melansir dari situs
New Engineer, model ML merupakan komponen utama yang digunakan untuk membuat
prediksi, dalam hal ini prediksi tekanan injeksi uap air untuk mengeksploitasi
minyak berat. Model ML ini sebelumnya telah dibuat oleh Ramdhan, dengan
menggunakan sebuah algoritma bernama NARX.
“Model
ML dapat berfungsi setelah melatih mesin menggunakan serangkaian data. Adapun
data-data yang dimanfaatkan melatih algoritma NARX diantaranya data injeksi uap
dari setiap generator, ukuran tutupan dan bukaan sumur, dan data tekanan sumur
dari tahun-tahun sebelumnya,” jelas Ramdhan dalam wawancara daring pada Selasa
(27/12).
2. Tentukan
framework berbasis Python yang ingin digunakan
Guna menyingkat
waktu mengembangkan website tanpa harus belajar bahasa pemrograman baru, Naufal
menggunakan framework bernama DASH yang berfungsi untuk menyediakan komponen
pembuatan website menggunakan bahasa pemrograman Python.
“Karena
framework ini menggunakan Python, siapa pun yang ingin mengembangkan website
tidak perlu mempelajari bahasa pemrograman lain seperti HTML untuk membuat
website,” jelas Naufal.
Framework ini dapat
digunakan untuk membuat berbagai macam user interface seperti halaman beranda,
halaman pendaftaran (sign up, sign in), halaman analisis data, dan sebagainya.
Beberapa framework berbasis Python yang dapat digunakan untuk mengembangkan
website adalah Django, Flask, CherryPy, dan masih banyak lagi.
3. Gabungkan
code model ML yang sudah dibuat dengan code aplikasi website
Tampilan website
atau user interface yang sudah dibuat menggunakan framework Dash masih belum
memiliki logika. Agar dapat bekerja melakukan perhitungan dan prediksi, kerangka
tersebut perlu dihubungkan dengan logika program
Logika program
dapat diisi dengan model ML yang sebelumnya sudah dibuat dan dilatih sehingga
produk akhir dari tahapan-tahapan ini adalah sebuah aplikasi website yang bisa
digunakan untuk membuat prediksi tekanan injeksi uap air.
Diakhir sesi
wawancara dengan tim, Ramdhan juga menyampaikan kesan untuk Naufal selaku
mahasiwa Prodi Teknik Perminyakan. “Saya sangat terkesan dengan semangat Naufal
bisa menyelesaikan dengan baik dan
mencari jalan keluar untuk challenge yang diberikan. Itu yang bisa
membuat pekerjaan selesai tepat waktu dan bagus, serta dapat diterima oleh
user. Semoga apa yang telah dibuat dapat bermanfaat dan dipergunakan secara
berkelanjutan di tempat kami dan bisa membantu dalam produksi minyak lebih baik
lagi.” tutupnya.
Bagi siswa/siswi
yang ingin mempelajari pemanfaatan AI di industri migas dapat bergabung dengan
program studi Teknik Perminyakan. Saat ini kampus besutan PT Pertamina
(Persero) tersebut sedang membuka pendaftaran Seleksi Nilai Rapor (Non Tes)
periode Januari Tahun Akademik 2023/2024. Informasi lengkap terkait syarat dan
ketentuan pendaftaran dapat diakses di laman https://pmb.universitaspertamina.ac.id