Menurut United Nations Children's Fund (UNICEF), bullying (perundungan) dapat diidentifikasi melalui tiga karakteristik, yaitu disengaja, terjadi secara berulang-ulang, dan ada perbedaan kekuasaan. Perundungan dapat terjadi secara langsung maupun online. Sepanjang tahun 2023, Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) mencatat terdapat 30 kasus bullying di satuan pendidikan. Sedangkan, hasil penelitian Center for Digital Society (CfDS) per Agustus 2021 menyatakan, kasus cyberbullying di Indonesia pada usia 13 sampai dengan 18 ditemukan 1.895 siswa (45,35%) pernah menjadi korban dan 1.182 siswa (38,41%) lainnya menjadi pelaku (Putri, T., 2023).
Melihat maraknya kasus perundungan di Indonesia, membuat Mahasiswa Program Studi Komunikasi Universitas Pertamina (UPER) angkatan 2020 yang terdiri dari, Utami Puspaningrum, Satria Abhy, Gortap Runggu MTS, Putri Shabrina, Amanda Theresia, Netti Anjelina, Edo Ahmad, Raisha Nanda Noer, Romiyanti Uli, Annisa Fitri, Utravinof Sujana, dan Muhammad Mubarak, menginisiasi kegiatan berupa kampanye yang mengusung tema ‘Dare to Fight Cyberbullying’
Kampanye tersebut telah dilaksanakan pada 30 Mei 2023 lalu yang berlokasi di SMAN 29 Jakarta. Pelaksanaan kampanye tersebut merupakan salah satu output dari Ujian Akhir Semester (UAS) pada Mata Kuliah Pemasaran Sosial. “Pada kampanye tersebut kami melakukan pemaparan materi seputar cyberbullying mulai dari definisi, ciri-ciri, hingga cara pencegahan dan solusi. Selain itu, kami juga memfasilitasi korban cyberbullying dengan sebuah platform website yang terhubung ke Google Formulir untuk melaporkan kasus yang terjadi pada korban untuk ditindaklanjuti. Maka dari itu, dengan dilaksanakannya kampanye ini kami berharap dapat menangkar dan memutus tindakan cyberbullying khususnya di SMAN 29 Jakarta secara optimal,” ucap Amanda Theresia, tim pelaksana kegiatan kampanye.
Kampanye Dare to Fight Cyberbullying memiliki fokus materi yang lebih condong untuk meningkatkan kesadaran siswa/i SMAN 29 Jakarta terkait keberanian mereka dalam melaporkan perilaku cyberbullying. Adanya keberanian yang berhasil dimotivasi nantinya mampu menuntun mereka untuk mendapati manfaat pada core product berupa rasa aman dan reduksi tingkat stress akibat dampak dari cyberbullying, yang ditawarkan melalui website https://sites.google.com/view/adakamidisini/tentang-kami.
Berdasarkan hasil formulir pengaduan atau pelaporan kampanye, didapatkan sebanyak 19 responden yang mengisi. 11 orang diantaranya pernah menjadi korban perundungan dan sisanya 8 orang pernah menjadi saksi tindakan perundungan di media sosial. Akan tetapi sebanyak 73,7% baik bagi pelaku maupun korban masih belum berani untuk mengungkapkan identitasnya. Sedangkan sisanya 26,3% berani untuk mengungkapkan identitasnya. Dan dari keseluruhan kegiatan kampanye tersebut didapati 39 responden yang mengisi link evaluasi yang diambil dari perwakilan setiap kelas, 36 orang diantaranya menjawab bahwa mereka puas dengan kegiatan kampanye sosial yang mereka ikuti.
“Sebagai tim pelaksana kampanye, Aku senang banget karena sebagian besar siswa siswinya antusias mengikuti rangkaian acaranya, apalagi pas sesi tanya jawab. Mereka aktif bertanya dan tidak sungkan untuk menyampaikan pendapatnya seputar cyberbullying. Semoga generasi muda sekarang bisa lebih bijak dalam menggunakan media sosial karena kualitas sumber daya manusia sangat berpengaruh kepada seluruh aspek kehidupan,” ujar Raisha Nanda Noer, tim pelaksana kegiatan kampanye. [NA].