Inovasi Bioghum Sebagai Solusi Bahan Bakar Ramah Lingkungan dan Ekonomis
Published by: Universitas Pertamina
Rabu, 8 Mei 2024
Dibaca: 953 kali
Sorghum merupakan tanaman serealia yang dapat dikembangkan di negara tropis maupun
subtropis. Sorghum banyak dikembangkan di negara yang memiliki iklim relatif kering. Di Indonesia, Sorgum sudah mulai dikembangkan, salah satunya di daerah Bali. Setiap panen sorghum di Bali, limbah-limbah batang dan daunnya bertebaran di mana-mana. Bahkan, sebesar 85% dari tanaman sorghum menjadi limbah yang susah untuk dihilangkan dan para petani pun terpaksa untuk membakarnya. Tentu saja, asap yang dikeluarkan akan menghasilkan polusi.
Di lain sisi, banyak restoran dan barbeque (BBQ) di Bali yang menggunakan arang dalam proses memasak mereka. Penggunaan arang yang besar tersebut tentu saja meyumbang polusi udara yang besar pula. Tiap kilogram arang tersebut menghasilkan hingga lebih dari 600 gram CO2 ke atmosfer.
Melihat kedua masalah tersebut, Ni Kadek Karina Dewi, Mahasiswa Universitas Pertamina (UPER) yang berasal dari Bali menjadikan sorghum sebagai suatu ide inovasi. Tidak hanya seorang diri, dalam mengembangkan ide inovasi tersebut Karin didampingi oleh Haykal Sulthan Hakeem sebagai partnernya yang juga merupakan mahasiswa UPER.
Inovasi yang mereka ciptakan adalah Bioghum (Bio Briquettes From Sorghum Waste), yaitu sebuah biobriket yang terbuat dari limbah sorghum yang bisa menggantikan arang (charcoal). Selain lebih ekonomis, Bioghum juga lebih ramah lingkungan dengan emisi karbon 30% lebih rendah dibandingkan arang. Bisnis ini juga memberikan dampak positif serta mendukung kemajuan ekonomi lingkungan sekitar dengan memberikan akses bagi para petani untuk membuat briket dan meningkatkan kesejahteraan dan pendapatan mereka.
Inovasi Bioghum tersebut mereka kompetisikan pada Global Students Entrepreneur Awards 2024 (GSEA 2024) yang diselenggarakan oleh Entrepreneurs Organization, sebuah organisasi nirlaba yang bertujuan sebagai wadah pengembangan dan komunikasi untuk entrepreneurs (pengusaha) dari berbagai negara dan mencakup berbagai bidang. GSEA adalah lomba paling terkemuka bagi para mahasiswa aktif yang mempunyai atau mengoperasikan sebuah bisnis.
Melalui inovasi itu, Karina dan Haykal berhasil menjadi delegasi Asia Pasifik ke tingkat global dalam ajang GSEA 2024. GSEA memiliki beberapa tahapan seleksi, yaitu tahap nasional, tahap regional dan tahap global. Mereka berhasil meraih juara 1 dalam seleksi tahap regional di Singapura yang bersaing dengan 8 negara besar termasuk China, Jepang, dan Thailand. Pada tanggal 12 Mei mendatang, mereka akan melanjutkan final di CapeTown, Afrika Selatan.
Selama mengikuti GSEA ini, saya mendapatkan banyak sekali pengalaman dan pelajaran dari mentor-mentor yang ada sekaligus dari rekan-rekan pengusaha seperjuangan. Saya mendapatkan banyak tips, dorongan, motivasi, serta pengetahuan dari mereka. Selain itu, ajang kompetisi ini bisa memberikan relasi yang lebih banyak,” ucap Ni Kadek Karina Dewi. [NA]
Bagikan:
Bagikan ke WhatsApp
Bagikan ke Facebook
Bagikan ke X
Bagikan ke Telegram
Bagikan ke LinkedIn
Tinggalkan Balasan
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalan UU ITE