Logo Universitas Pertamina
ID / EN
Agenda

Paradox of Thrift di Masa Pandemi


Published by: Muhammad Reihan Perdana & Dona Saputri Minggu, 29 Mei 2022
Dibaca: 1463 kali
Paradox of thrift di Masa Pandemi
Apa itu Paradox of thrift?
Paradox of thrift (Paradoks Penghematan) yaitu situasi di mana terdapat adanya ketidakselarasan antara tabungan (saving) rumah tangga dan konsekuensi-konsekuensi potensial yang tidak diinginkan dari tabungan tersebut. Saat memutuskan untuk menabung sebagian besar pendapatan maka pengeluaran akan berkurang. Hal tersebut akan menurunkan permintaaan agregat yang akan mengakibatkan penurunan tingkat output.
Hmm.. Kira-kira Ada Nggak sih Hubungan Paradox of thrift dengan Pandemi COVID-19?
Di kondisi krisis ekonomi akibat pandemi COVID-19, tentunya masyarakat harus menghemat pengeluaran karena pemasukan mereka mengalami penurunan, sehingga belanja rumah tangga menurun. Tetapi, hal ini berbanding terbalik dengan konsep paradox of thrift yang menjelaskan bahwa penghematan yang dilakukan terus-menerus justru membuat perekonomian terjerumus kedalam resesi yang lebih dalam. Hal ini membuat demand terganggu dan berpengaruh pada supply sehingga produktivitas menurun.
Lalu, Apa Dampaknya terhadap Masyarakat?
  • Terjebak dalam konsep paradox of thrift
  • Meningkatnya penggangguran karena produktivitas menurun bahkan banyak karyawan yang di PHK dan dirumahkan.
  • Pemasukan yang menurun sehingga mengurangi jatah konsumsi dari sebelumnya. 
  • Meningkatnya angka kemiskinan, kriminalitas, dan pernikahan dini.
  • Banyak pelajar putus sekolah dan memilih mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. 
  • Kondisi ini menjadi bumerang terhadap ekonomi rumah tangga yang akan semakin memburuk. Jadi, mau tidak mau masyarakat harus meningkatkan konsumsi rumah tangga agar perekonomian kembali pulih.
Bagaimana Konsumsi Dapat Ditingkatkan di Masa Pandemi?
  • Pengadaan Program PEN (demand side) untuk mendorong daya beli masyarakat dengan besaran dana Rp203,9 T. 
  • Memperbaiki ekspektasi masyarakat terhadap kondisi ekonomi sekarang dan masa depan. Tetap melakukan kegiatan konsumsi dengan belanja barang dan jasa yang dibutuhkan rumah tangga. 
  • Meghindari panic attack dimasa pandemi agar dapat mengontrol rumah tangga untuk tidak melakukan oversaving
  • Memaksimalkan bantuan dari pemerintah untuk membangkitkan kembali arus konsumsi rumah tangga.
  • Menerapkan kebijakan pemerintah dan protokol kesehatan dalam penanganan pandemi COVID-19.

Bagaimana Pengaruh Program yang Diterapkan Pemerintah?
Penerapan program PEN dan penanganan pandemi COVID-19 secara intensif yang dilakukan oleh pemerintah mampu memperbaiki persepsi masyarakat terhadap kondisi ekonomi saat ini dan ekspektasi masa depan sehingga keyakinan konsumen terindikasi menguat. Hal tersebut tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada Desember 2020 sebesar 96,5 yang meningkat dari November 2020 dan bulan-bulan sebelumnya yang sempat mengalami fluktuasi. Adanya peningkatan IKK tersebut tentunya akan berdampak baik pada perekonomian.

Daftar Pustaka
Haryono, Erwin. (2021). Survei Konsumen Desember 2020 : Keyakinan Konsumen Menguat. https://www.bi.go.id/id/publikasi/ruang- media/news release/Pages/sp_230821.aspx
Kementerian Keuangan Republik Indonesia. (2021). Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). https://www.kemenkeu.go.id/media/15366/photostory_pen_demandside.pdf
Monnet, E. (2021). The Great Depression , Banking Crisis , and Keynes ’ Paradox of thrift'.
Putra, Nino Eka. (2020). Ari Kuncoro: Pola V Resesi Bawaan Pandemi. https://www.feb.ui.ac.id/blog/2020/10/10/ari-kuncoro-pola-%20v-resesi-bawaan-pandemi/
Zen, Huo, Ríos-Rull, José-Víctor. (2013). NBER Working Paper No. 19443: Paradox of thrift Recessions

Thumbnail
Bagikan:
Bagikan ke WhatsApp
Bagikan ke Facebook
Bagikan ke X
Bagikan ke Telegram
Bagikan ke LinkedIn

Tinggalkan Balasan
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalan UU ITE

© 2025 Universitas Pertamina.
All rights reserved