Logo Universitas Pertamina
ID / EN
Berita Kampus

Konflik Negara Adidaya dan Disrupsi Ekonomi Global: Strategi Indonesia Bagaimana?


Published by: Universitas Pertamina Kamis, 29 September 2022
Dibaca: 682 kali
Jakarta, 29 September 2022 - Dosen Hubungan Internasional Universitas Pertamina Ian Montratama menjadi salah satu pembicara dalam webinar yang diadakan oleh Lab 45. Webinar tersebut mengusung topik "Konflik Negara Adidaya dan Disrupsi Ekonomi Global: Strategi Indonesia Bagaimana?" Selain Ian ada 3 pembicara lainnya yaitu I Gede Ngurah Swajaya, Amalia Adininggar Widyasanti, Andi Widjajanto, dan Reine Prihandoko. 

Dalam pemaparan materinya I Gede Ngurah Swajaya menjelaskan bahwa salah satu strategi Indonesia dalam mengatasi permasalahan konflik Negara Adidaya dan disrupsi ekonomi global yaitu dengan keterlibatan Indonesia dalam forum Internasional yaitu G20, mengatasi masalah kemanusian, pangan, dan perekonomian.

Lanjut I Gede, "Pada forum G20 ada 3 hal utama yang menjadi prioritas yaitu  kesehatan, energi baru terbarukan, dan digital transformasi. 

"Dibandingkan negara lain pertumbuhan ekonomi Indonesia masih tumbuh kuat di tengah ketidakpastian global", Ujar Amalia.

Lanjut Amalia, pertumbuhan ekonomi beberapa negara mitra dagang Indonesia pada triwulan 11-2022 menunjukkan perlambatan seiring terjadinya konflik antara Rusia-Ukraina yang memperparah gangguan rantai pasokan, lonjakan inflasi, dan memperburuk prospek ekonomi. Meskipun demikian realisasi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan 11-2022 mampu tumbuh sebesar 5,44 persen. Jika dibandingkan negara lain, realisasi pertumbuhan ekonomi triwulan II-2022 Indonesia relatif tinggi. Di sisi lain inflasi diperkirakan akan meningkat.

Amalia menjelaskan beberapa strategi menghadapi disrupsi rantai pasok dan fluktuasi harga energi dan pangan, berikut diantaranya ;
  1. Harga komoditas domestik mulai menurun meskipun terdapat inflasi dari sisi energi.
  2. Sektor pertanian memiliki potensi besar dalam mendukung resiliensi perekonomian Indonesia. Sektor pertanian menjadi salah sektor yang memiliki daya tahan tinggi di tengah krisis. Hal ini tercermin ketika pertumbuhan ekonomi mengalami kontraksi namun sektor pertanian masih tetap mampu tumbuh positif.

Selain itu, sektor pertanian menjadi salah sektor yang memiliki daya tahan tinggi di tengah krisis. Hal ini tercermin ketika pertumbuhan ekonomi mengalami kontraksi namun sektor pertanian masih tetap mampu tumbuh positif.
  1. Major project food estate untuk mewujudkan ketahan pangan.
  2. Peningkatan sistem logistik untuk menekan tinggi biaya logistik.
  3. Pengendalian inflasi.
  4. Menjaga stabilitas nilai tukar, dan
  5. Menjaga daya beli masyarakat di tengah tekanan.

Ian Montratama menambahkan saran strategi Indonesia sebagai berikut ;
  1. Memahami bahwa di bidang pertahanan matra kesenjataan yang dikerahkan bukan lagi darat, laut, dan udara tapi darat, laut, udara, nuklir, angkasa luar, dan siber.
  2. China akan kembangkan geoekonomi untuk outbalance AS yang dapat dimanfaatkan untuk membangun sendi ekonomi nasional yang mandiri dan membangun infrastruktur, iptek & SDM. 
  3. Kemudian AS akan kembangkan struktur keamanan multilateral dan dapat dimanfaatkan untuk membangun indhannas berbasiskan teknologi han AS.
  4. Untuk komoditas ekspor yang terdampak, sebaiknya sedini mungkin untuk mencari pasar ekspor alternatif, terutama pasar non-tradisional dan untapped market. 
  5. Di sektor pertahanan, perlunya reorientasi kerja sama pertahanan ke AS untuk membangun external balancing mendekati kuasi-aliansi dengan AS. Hal ini tidak mencederai politik bebas aktif. Namun mengoptimalkan value dari kemitraan strategis yang telah disepakati Indonesia-AS sejak November 2014.
  6. Take out jika terjadi konflik Sino-AS, yang penting mengamankan kepentingan nasional Indonesia, ketimbang memutuskan memihak kemana.

Webinar ini ditutup dengan tambahan materi yang disampaikan oleh Andi Widjajanto. Andi menjelaskan bahwa terdapat kebijakan luar negeri Jokowi dan konflik Negara Adidaya, seperti ;
  1. Orientasi domestik, terutama ekonomi dalam jangka waktu pendek yaitu  pemulihan pasca-Covid-19. Sendangan jangka waktu panjang dengan menargetkan pembangunan infrastruktur.
  2. Agenda domestik sebagai penggerak: Indonesia First Policy.

Amalia menambahkan, "Namun kita masih terdapat tantangan  potensi. Maka dari itu kita perlu neripya bersama-sama menjaga kestabilan pertumbuhan ekonomi Indonesia ditengah krisis global dan kita juga harus memberikan dukungan kepada pemerintah dalam forum Internasional G20 dan ASEAN Games 2023 mendatang. Kedua forum internaisoanal tersebut dapat membuka peluang yang sebesar-besarnya bagi Indonesia untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi". [NA].

Thumbnail
Bagikan:
Bagikan ke WhatsApp
Bagikan ke Facebook
Bagikan ke X
Bagikan ke Telegram
Bagikan ke LinkedIn

Tinggalkan Balasan
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalan UU ITE

© 2025 Universitas Pertamina.
All rights reserved