Logo Universitas Pertamina
ID / EN
Agenda

Apa Kabar Pariwisata Indonesia di Mass Pandemi Covid-19


Published by: Muhammad Reihan Perdana & Dona Saputri Selasa, 31 Mei 2022
Dibaca: 5782 kali
  1. KONDISI PARIWISATA INDONESIA DI MASA PANDEMI
Pandemi COVID-19 bukan hanya berdampak pada kesehatan saja, tetapi juga berdampak pada berbagai sektor, salah satunya adalah sektor pariwisata. Adanya pandemi COVID-19 membuat pemerintah melakukan berbagai kebijakan untuk menghentikan penyebaran virus, salah satunya adalah dengan membatasi mobilitas masyarakat. Hal tersebut tentunya akan berdampak pada sektor pariwisata. Selain itu, adanya pandemi COVID-19 membuat masyarakat takut untuk berpergian dan memilih untuk diam dirumah kecuali untuk tujuan penting dan mendesak.
Berdasarkan grafik diatas, dapat dilihat bahwa dari Desember 2019 sampai Desember 2020 kunjungan wisatawan mancanegara memiliki tren yang menurun. Pada Desember 2019, kunjungan wisatawan mancanegara mencapai 1,37 juta kunjungan. Namun, pada Januari 2020 mengalami penurunan sebesar 7,62 persen menjadi 1,27 juta kunjungan. Penurunan jumlah kunjungan wisatawan asing ini utamanya disebabkan oleh COVID-19 yang mulai menyebar di seluruh penjuru dunia pada pekan terakhir Januari 2020. Penurunan kunjungan tersebut terus berlanjut hingga kasus COVID-19 di Indonesia pertama kali diumumkan oleh Presiden Joko Widodo pada tanggal 2 Maret 2020. Hal tersebut semakin menyebabkan penurunan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia.
Badan Pusat Statistik telah mengakumulasikan bahwa perkembangan kumulatif kunjungan wisatawan mancanegara dari bulan Januari-Desember 2019 sebesar 16,11 juta kunjungan dan pada Januari-Desember 2020 sebesar 4,02 juta kunjungan. Berdasarkan data tersebut dapat dilihat bahwa adanya pandemi COVID-19 berdampak pada sektor pariwisata karena menyebabkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara mengalami penurunan yang pada akhirnya juga akan menyebabkan pendapatan nasional menurun.
  1. PERAN PARIWISATA TERHADAP PEREKONOMIAN DI MASA PANDEMI
Pariwisata memiliki peran terhadap perekonomian, salah satunya adalah menjadi sumber devisa negara. Adanya wisatawan domestik dan mancanegara dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi di daerah yang menjadi tempat tujuan wisata dan dapat meningkatkan pendapatan nasional. Di masa pandemi, pendapatan nasional Indonesia mengalami penurunan, hal tersebut juga dipengaruhi oleh berkurangnya wisatawan domestik atau mancanegara yang berkunjung. Menurut Badan Pusat Statistik (2021), data pergerakan wisatawan lokal pada tahun 2021 mengalami peningkatan sebesar 12 persen jika dibandingkan dengan tahun 2020. Menurut Sandiaga Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, adanya peningkatan pergerakan wisatawan lokal ini dapat berkontribusi dan menjadi andalan dalam pemulihan sektor pariwisata nasional tahun 2022.
Adapun target yang akan dicapai sektor pariwisata pada tahun 2022 adalah 260 juta sampai 280 juta pergerakan wisatawan dan kontribusi sektor pariwisata terhadap GDP pada tahun 2022 sebesar 4,3 persen, dimana angka tersebut meningkat sedikit lebih tinggi dibanding perkiraan capaian di tahun 2021 yang sebesar 4,2 persen. Selain itu, di tahun 2022 ditargetkan akan ada 400.000 lapangan kerja baru di sektor pariwisata. Hal tersebut tentunya akan berdampak baik terhadap perekonomian. Ketika lapangan kerja semakin meningkat, maka pengangguran akan semakin berkurang sehingga akan meningkatkan taraf hidup masyarakat dan produktivitas di suatu negara.
  1. TANTANGAN DAN STRATEGI SEKTOR PARIWISATA DI MASA PANDEMI
Adanya pandemi COVID-19 selama dua tahun terakhir tidak hanya menyebabkan masalah pada kesehatan tetapi juga menyebabkan terganggunya perekonomian secara global. Pariwisata menjadi salah satu sektor yang paling terdampak pandemi COVID-19. Dampak dari adanya pandemi COVID-19 di sektor pariwisata adalah adanya penurunan jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke indonesia. Selain itu, juga berdampak pada menurunnya pendapatan nasional yang berasal dari sektor pariwisata. Tantangan yang harus dihadapi para pelaku industri di sektor pariwisata adalah harus mampu beradaptasi terhadap kebiasaan baru wisatawan dan tetap mematuhi protokol kesehatan yang dianjurkan oleh pemerintah. Hal tersebut menjadi tantangan besar bagi para pelaku industri yang bergerak di sektor pariwisata di indonesia untuk dapat bertahan di tengah pandemi. Meskipun menjadi salah satu yang paling terdampak karena pandemi, sektor pariwisata harus segera berbenah dan bangkit kembali.
Untuk mengatasi tantangan pada sektor pariwisata di masa pandemi COVID-19 dan memulihkan perekonomian nasional, diperlukan strategi untuk dapat bertahan dan bangkit kembali. Salah satu strategi yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan inovasi pada hal pemasaran, mencari pasar baru, serta jaminan keamanan dari ancaman COVID-19. Hal tersebut akan membuat wisatawan tertarik untuk berkunjung dan tetap mematuhi protokol kesehatan agar tidak terkena COVID-19. Selain itu, diharapkan pariwisata di indonesia dapat kembali bangkit setelah 2 tahun mengalami keterpurukan akibat adanya pandemi COVID-19 (Kemenparekraf, 2021).
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif memberikan tiga strategi yang dapat diterapkan di sektor akomodasi pariwisata di masa pandemi, diantaranya adalah:
  1. Strategi Pivoting
Mengubah strategi bisnis melalui berbagai inovasi. Penerapan strategi pivoting ini seperti memberikan layanan limited meeting kepada wisatawan yang berkunjung dan menjalin kerja sama dengan pihak lain yang terkait dan sesuai dengan protokol kesehatan.
  1. Strategi Positioning
Di masa pandemi, industri perhotelan bisa memposisikan hotel bukan sebagai tempat menginap saja, namun menjadi tempat staycation dan work from home (WFH). Selain itu, dengan memberikan promo dan paket menarik, dan melakukan persiapan yang matang mulai dari penerapan CHSE (Cleanliness, Health, Safety, dan Environmental Sustainability) di tempat wisata.
  1. Contactless experience
Strategi Contactless experience dilakukan dengan menciptakan pengalaman menginap yang menarik, yaitu adanya akses booking online bahkan menyediakan lebih banyak ruang outdoor. Wisatawan dapat menikmati waktu berlibur dan tetap patuh terhadap protokol kesehatan.
  1. KEBIJAKAN PEMERINTAH UNTUK MEMULIHKAN SEKTOR PARIWISATA
Salah satu sektor yang terdampak pandemi COVID-19 adalah sektor pariwisata. Sejak Februari 2020, jumlah wisatawan mancangera yang masuk ke Indonesia mengalami penurunan yang drastis. Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk menyelamatkan pariwisata Indonesia. Tiga fase peneyelamatan yang dilakukan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yaitu:
  1. Fase Tanggap Darurat dengan memfokuskan pada kesehatan seperti menginisiasi program perlindungan sosial, mendorong kreativitas, dan produktivitas saat WFH, mengoordinasikan krisis pariwisata dengan daerah pariwisata dan melakukan pemulihan.
  2. Fase pemulihan adalah fase dimana melakukan pembukaan secara bertahap tempat wisata di Indonesia. Dimulai dari penerapan protokol CHSE (Cleanlines. Healthy, Safety, and Environmental Sustainability) pada tempat wisata, dan mendukung optimalisasi kegiatan MICE (Meeting, Incentive, Convetion, and Exhibition) di Indonesia.
  3. Fase Normalisasi dengan melakukan persiapan destinasi dengan protokol CHSE, meningkatkan minat pasar dengan diskon pada paket wisata dan MICE. Program yang telah dilakukan pemerintah adalah program virtual travel fair atau wisata virtual.
Kebijakan pemerintah dalam mengakselerasi kinerja sektor pariwisata, pemerintah mengalokasikan tambahan APBN Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sebesar Rp298,5 miliar, memberikan insentif airlines, travel agent, insentif dalam skema joint promotion, kegiatan promosi pariwisata, familiarization trip (fam trip) dan influencer. Pemerintah juga memberikan tarif nol pada pajak hotel dan restoran di 10 destinasi wisata.
  1. KESIMPULAN
Pandemi COVID 19 berdampak pada berbagai sektor, salah satunya adalah pariwisata. Adanya pandemi membuat masyarakat tidak dapat melakukan mobilitas seperti biasanya. Dalam mengatasi pandemi COVID-19 ini, berbagai negara berjuang keras untuk dapat mengendalikan penyebaran COVID-19 dan tetap menjaga kestabilan perekonomian. Di masa pandemi ini, sektor pariwisata mengalami keterpurukan. Namun, sektor pariwisata harus mampu bertahan dan bangkit dengan mampu beradaptasi di masa sulit ini dan melakukan inovasi dengan tetap mematuhi protokol kesehatan. Oleh karena itu, diperlukan sinergi dari berbagai pihak agar pariwisata Indonesia kembali bangkit dan pulih.

DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. (2018). Jumlah Devisa Sektor Pariwisata (Miliar US $), 2016-2018. https://www.bps.go.id/indicator/16/1160/1/jumlah-devisa-sektor-pariwisata.html
Badan Pusat Statistik. (2019). Pelatihan Petugas Survei Wisatawan Nusantara (Wisnus) 2019. https://rembangkab.bps.go.id/news/2019/04/10/233/pelatihan-petugas-survei-wisatawan-nusantara--wisnus--2019.html
Dr. Frans Teguh. (2021). Strategi Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan. https://kkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/DitJaskel/publikasi-materi-2/strategi-pengembangan/Materi Seminar Online MSP Seri 8 - Dr. Frans Teguh, M.A.pdf
EGSAUGM. (2021). Pariwisata Indonesia di Tengah Pandemi. https://egsa.geo.ugm.ac.id/2021/02/11/pariwisata-indonesia-di-tengah-pandemi/
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI. (2021). Pemerintah Dorong Pemulihan Sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. https://ekon.go.id/publikasi/detail/3332/pemerintah-dorong-pemulihan-sektor-pariwisata-dan-ekonomi-kreatif
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. (2021). Strategi Industri Akomodasi Wisata saat Pandemi. https://kemenparekraf.go.id/ragam-pariwisata/Strategi-Industri-Akomodasi-Wisata-saat-Pandemi
Sugihamretha, I. D. G. (2020). Respon Kebijakan: Mitigasi Dampak Wabah Covid-19 Pada Sektor Pariwisata. The Indonesian Journal of Development Planning, IV. https://journal.bappenas.go.id/index.php/jpp/article/view/113/85




Thumbnail
Bagikan:
Bagikan ke WhatsApp
Bagikan ke Facebook
Bagikan ke X
Bagikan ke Telegram
Bagikan ke LinkedIn

Tinggalkan Balasan
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalan UU ITE

© 2025 Universitas Pertamina.
All rights reserved