Gambar: Mahasiswa Komunikasi Uper
Penulis: Ngazha Syafania Munawir Putri
Editor: Netti Anjelina
Jakarta, 20 Februari 2023 - Memasuki musim penerimaan mahasiswa baru pasti banyak siswa/siswi SMA/SMK sederajat yang mulai berpikir ingin masuk ke jurusan apa setelah lulus dari Sekolah Menengah Atas (SMA). Salah satu jurusan yang memiliki peminat tinggi di bidang sosial dan humaniora adalah Ilmu Komunikasi.
Banyak ditemukan orang yang mengatakan bahwa di jurusan Komunikasi ini hanya modal ngomong dan teruntuk kepribadian ekstrovert saja. Namun pada realitanya siapa saja bisa mengambil jurusan Komunikasi ini.
Daripada salah paham dan membuat argumentasi sendiri terkait jurusan Komunikasi, mending simak mitos dan faktanya dari sudut pandang Mahasiswa Komunikasi Uper, berikut penjelasannya;
Anak Komunikasi Harus Ekstrovert
Biasanya anak Komunikasi itu orangnya mudah bergaul dan rasa kepercayaan dirinya sangat tinggi. Makanya kalau mau masuk jurusan ini harus jadi orang ekstrovert dulu. Padahal anak Komunikasi itu banyak yang memiliki kepribadian introvert loh. Ternyata kegiatan dari jurusan Komunikasi tidak selalu tentang berbicara dihadapan orang banyak. Contohnya seperti menulis, menyiapkan bahan konten, riset, dan masih banyak lagi. Sehingga orang-orang introvert juga bakalan cocok dengan jurusan ini.
Anak Komunikasi Modal Ngomong Doang
Rata-rata anak komunikasi memang pintar ngomong karena ada tuntutan. Tapi bukan berarti sekedar omong kosong saja ya. Jadi, anak Komunikasi dituntut untuk mengemas pesan agar dapat tersampaikan dengan baik ke orang lain. Sehingga kemampuan untuk berbicaranya harus terus menerus diasah secara rutin melalui ilmu dan teori yang didapatkan dari dunia perkuliahan dan lainnya. Selain kemampuan berbicara, anak komunikasi juga dituntut memiliki keterampilan mencari informasi yang kredibel untuk mengimbangi kemampuan berbicara ini agar lebih berbobot.
Lulusan Komunikasi Kerjanya Pasti Jadi Penyiar
Memang benar beberapa penyiar memiliki latar belakang dari lulusan Komunikasi. Namun, lulusan Komunikasi tidak sekedar bekerja sebagai penyiar loh. Lulusan Komunikasi memiliki pekerjaan yang cukup variatif seperti jurnalis, content writer, media social specialist, public relations, marketing communication, dan masih banyak lagi.
Di Komunikasi Pasti Nggak Ada Hitung-Hitungan
Beberapa Mahasiswa Komunikasi Uper memilih jurusan tersebut, karena pada awalnya beranggapan tidak akan bertemu dengan hitung-hitungan. Pada kenyataannya ada mata kuliah “Pengantar Manajemen," "Pengantar Ekonomi," "Statistika Komunikasi," yang konon katanya bikin kepala pusing. Selain itu, di Universitas Pertamina sendiri, dikarenakan Komunikasinya berbasis energi jadi kita dituntut memiliki beberapa mata kuliah yang dituntut menghitung seperti Pengantar Teknologi dan Bisnis Energi (PTBE).
Tapi tenang saja, mata kuliah tersebut sebenarnya menyenangkan dan penjelasan dosen juga sangat detail. Serta sering diadakan tutor sebaya yang sangat membantu mahasiswa dalam memahami mata kuliah tersebut.
Ujian Take Home Pasti Lebih Mudah
Mungkin bagi anak di luar jurusan Komunikasi akan menganggap ujian take home ini merupakan sebuah nikmat karena lebih leluasa mengerjakannya. Padahal pada faktanya ujian berbasis take home ini memiliki beban soal yang lebih sulit dibandingkan dengan ujian on the spot.
Di jurusan Komunikasi Uper ujian take home biasanya bersifat pengerjaan makalah (paper), penelitian, dan sebagainya. Hasilnya Mahasiswa Komunikasi Uper sudah terbiasa akan hal tersebut dan dapat memudahkan dalam menghadapi tugas akhir semester atau skripsi.
Gambar: Mahasiswa Komunikasi Uper
Itulah sederetan mitos dan fakta dari jurusan Komunikasi berdasarkan perspektif dari Mahasiswa Komunikasi Uper. Selain itu, di jurusan Komunikasi ini kita juga dituntut untuk rajin membaca dan update dengan informasi terkini. Sobat tidak perlu khawatir untuk memilih jurusan Komunikasi di Uper, karena banyak keseruannya yang akan Sobat dapatkan terlebih ketika ujian praktek dan field trip ke beberapa industri media. Jadi tunggu apalagi, yuk masuk jurusan Komunikasi di Universitas Pertamina.