Memilih untuk merantau merupakan sebuah keputusan yang sulit, Ibu kota bukanlah hanya menjadi tempat untuk mengadu nasib dan memperluas relasi namun, menggambarkan bagaimana kerasnya merajut asa serta bertahan hidup, tidak jarang perantau menyerah ditengah jalan dan memutuskan untuk kembali ke kampung halaman dengan perasaan sedih dan kecewa.
Destiara Laoli yang akrab di panggil Tiara merupakan salah satu seorang mahasiswa yang berasal dari Pulau Nias yang terletak di sebelah barat Pulau Sumatera, tepatnya berada di Provinsi Sumatera Utara Indonesia. Pulau tersebut dihuni oleh mayoritas suku Nias atau sering kali disebut Ono Niha. Ono berarti anak atau keturunan sedangkan Niha berarti manusia.
Tiara memiliki mimpi yang besar untuk lanjut mengenyam pendidikan lebih tinggi lagi, beberapa stigma anak dari wilayah terpencil harus hidup terbelenggu di tempat tinggalnya akhirnya dipatahkan oleh Tiara yang berkemauan besar untuk melanjutkan mimpinya.
Tiara mengorbankan waktunya selama satu tahun untuk mewujudkan mimpi besarnya berkuliah di luar kota, selama satu tahun Tiara belajar penuh untuk mengikuti berbagai tes beasiswa agar dapat mewujudkan keinginan tersebut.
“Aku sebenarnya lulus tahun 2020, dan memang dari dulu aku mau melanjutkan kuliah di luar kota. Namun, pada saat itu orang tua tidak mengizinkan, karena aku adalah anak perempuan. Mereka maunya aku tetap di Nias, tapi karena aku tidak mau jadi aku memilih untuk gap year dan diam-diam mencari beasiswa di luar pulau,” ujar Tiara.
Berkat kegigihan dan kerja kerasnya, tiara mendapatkan beasiswa di luar kota, melihat prestasi yang didapatkan Tiara, membuat kedua orang tuanya berubah pikiran dan mengizinkan Tiara untuk merantau.
Melalui berbagai pertimbangan pilihan Tiara pun jatuh pada Program Studi komunikasi Universitas Pertamina, Tiara merasa jurusan komunikasi cocok dengan dirinya sehingga kepribadian dan keterampilan yang dimiliki dapat terasah secara maksimal.
Berbagai macam kegiatan yang diikuti oleh Tiara tidak hanya di akademik tetapi juga non akademik, Tiara tidak selalu berhasil untuk mendapatkan apa yang diharapkan namun, dibalik kegagalan ada banyak pelajaran yang dapat Tiara ambil untuk mengambil langkah selanjutnya.
Belajar dari kegagalan sebelum-sebelumnya, membawa Tiara menjadi finalis lomba parade jurnalistik dan juara 3 lomba jouration yang merupakan lomba karya jurnalistik. Tidak hanya itu, Tiara juga kerap diminta menjadi master of ceremony di berbagai kegiatan kampus seperti sidang penerimaan mahasiswa baru, wisuda, workshop, talkshow, dan kegiatan-kegiatan lainnya.
Dari segudang prestasi yang didapatkannya di bangku perkuliahan, Tiara merasa ingin mengembangkan kemampuannya lebih jauh lagi sehingga membawanya mampu melakukan magang di Asosiasi Pengusaha Indonesia sebagai staf administrasi.
Tiara mengaku bahwa prestasi yang diperoleh ini juga berkat dukungan dari lingkungan belajarnya. “Aku bisa kayak gini karena lingkungan di perkuliahan itu support banget makanya aku jadi suka ikut banyak kegiatan buat ngembangin skill yang aku punya” ujar Tiara.
Tiara juga merasa sangat beruntung telah diberikan kesempatan menjadi bagian dari program studi Komunikasi Universitas Pertamina. Kedekatannya dengan industri membuat Tiara merasa terbantu dengan persiapan karirnya di masa depan. Besar harapan Tiara mampu bermanfaat bagi orang sekitarnya dan juga dengan menjadi Mahasiswa Program Studi Komunikasi Universitas Pertamina mampu mengantarnya pada cita-cita impiannya.
Sumber berita : Program Studi Komunikasi Universitas Pertamina
Penulis ; Anni Sahrul Natasya,Ngazha Syafania Munawir Putri,Olivia Gloria Setiawan,Putri Hanun Nafisah,Saraswati Indah Dwi Putri,Muhammad Naufal Ammarrizq,Muhammad Farhan Adibrata,Widya Tamara Sitohang
Editor : [AL]
