Jakarta, 16 Juli 2025 - Indonesia yang terletak di jalur Ring of Fire dikenal sebagai salah satu wilayah paling rawan gempa bumi di dunia. Hal ini disebabkan oleh akumulasi energi besar di bawah permukaan akibat pertemuan lempeng tektonik yang sewaktu-waktu dapat dilepaskan dalam bentuk gempa bumi. Jika tidak diantisipasi dengan baik, pelepasan energi ini berpotensi menimbulkan kerugian besar, baik dari sisi infrastruktur, ekonomi, maupun keselamatan manusia.
Sebagai bentuk kepedulian terhadap pentingnya mitigasi bencana alam, Program Studi Teknik Geofisika dan Sustainability Center Universitas Pertamina bekerja sama dengan Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI), Society of Exploration Geophysicists (SEG), serta Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), telah menyelenggarakan kuliah umum:
SEG Seismic Gap-Tour
“Bridges Over Troubled Waters: Experiments With Full-Spectrum Geohazard Risk Reduction in Indonesia.”
Kuliah ini mengupas tuntas strategi Full-Spectrum Geohazard Risk Reduction yang mencakup penilaian risiko, komunikasi publik, dan strategi mitigasi bencana berbasis sains.
Narasumber Spesial:
- Prof. Ron A. Harris – SEG 2024–2025 Global Sustainability Lecturer, Brigham Young University, USA
- Moderator: Sandy K. Suhardja, Ph.D – Assistant Professor in Seismology, Universitas Pertamina
Melalui kegiatan ini, mahasiswa diharapkan dapat memahami bagaimana pendekatan geofisika mampu membantu mendeteksi potensi bahaya, memetakan zona rawan gempa, dan menyusun strategi mitigasi yang efektif. Peran geofisika dalam mitigasi bencana bukan sekadar akademis, tetapi nyata dalam melindungi kehidupan dan masa depan masyarakat Indonesia.
Apakah kamu siap menjadi bagian dari generasi geofisikawan yang berdiri di garis depan mitigasi bencana di Tanah Air?
Mari bergabung dengan Program Studi Teknik Geofisika Universitas Pertamina—tempat di mana ilmu bertemu kepedulian, dan sains diwujudkan untuk keselamatan bangsa! dengan mendaftar melalui laman resmi : https://pmb.universitaspertamina.ac.id