JAKARTA - Presidensi G20 menjadi momentum Indonesia dalam mendorong aksi nyata perubahan iklim. Salah satu yang perlu didorong adalah kontribusi sektor bisnis dalam mencapai komitmen emisi nol bersih (net zero emission).
Anggota Technical Advisory Group (TAG) Energy Sector Management Assistance Program (ESMAP), Bank Dunia, Fabby Tumiwa mengatakan Bank Dunia melalui ESMAP, dalam penugasannya meminta semakin banyak pihak swasta nasional yang masuk ke penetrasi industri energi terbarukan.
"Kerja sama dengan pihak swasta seperti Utomo SolaRUV dan Sungrow mendukung pembangunan ekosistem PLTS di Indonesia untuk mengakselerasi akses energi yang berkelanjutan dan upaya dekarbonisasi," ujar Fabby yang juga duduk sebagai Ketua Umum Asosiasi Energi Surya Indonesia (AESI), melalui keterangan tertulis Selasa (5/4).
Utomo SolaRUV, perusahaan penyedia jasa solusi PLTS Atap nasional, baru saja menandatangani komitmen kerjasama jangka panjang sebesar 300 MW dengan produsen inverter berskala global, Sungrow Power Supply Co., Ltd.
Sementara itu Direktur Pelaksana Utomo SolaRUV, Anthony Utomo, menerangkan perusahaannya berkomitmen mendukung pemanfaatan energi terbarukan, khususnya Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Pemasangannya bisa dilakukan di atap bangunan, perairan (floating PV), atau lahan tambang.
"Yang terbaru, produk Utomo SolaRUV turut berkontribusi pada proyek EBT perusahaan nasional seperti Medco Energi di pulau Sumbawa, yakni produk power supply Sungrow SG250HX dan Sungrow COM100A," ujar dia.
Salah satunya masalah penerapan industri hijau kata Anthony adalah masih terbatasnya SDM yang kompeten. Kerjasama strategis dengan Sungrow ini menjadi komitmen Utomo SolaRUV untuk terus mengawal industri-industri di Indonesia menjadi perusahaan emisi nol bersih.
Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Haryo Brono
sumber berita: https://koran-jakarta.com/wujudkan-emisi-nol-bersih-swasta-perlu-akselerasi-transisi-energi?page=3
