Berdasarkan pembagian wilayah laut yang dilakukan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tahun 1982, luas wilayah perairan di Indonesia mencapai dua pertiga dari luas keseluruhan wilayah Indonesia. Luas laut di Indonesia mencapai 3.257.483 km2 dari luas keseluruhan negara yang sebesar 5.180.053. Dengan wilayah laut yang lebih besar dari wilayah daratan, Indonesia diklasifikasikan sebagai negara kepulauan dengan kekayaan maritim yang berlimpah.
Menyadari potensi kekayaan maritim di Indonesia, Program Studi Ekonomi Universitas Pertamina menggelar acara Webinar dan International Talkshow dengan tema “Strategi Memaksimalkan Blue Economy Menghadapi Era Transisi Energi”. Acara ini diselenggarakan di Ruang Auditorium Universitas Pertamina pukul 09.00 WIB-12.00 WIB.
Webinar yang mengangkat tema Blue Energy ini diisi oleh para ahli di bidang kelautan dan energi. Pada sesi pertama, talkshow diisi oleh Sugeng Santoso selaku Staff Ahli Kementrian Maritim. Kemudian pada sesi kedua, acara ini diisi oleh Dr. Mubariq Ahmad selaku Direktur Conservation Strategic Fund. Webinar ditutup dengan materi yang disampaikan oleh Dikdik Sidik Pamungkas selaku Head of Finance and Accounting SKBF.
Blue Energy atau yang dapat disebut sebagai Energi Biru merupakan suatu energi sumber daya terbarukan yang berasal dari laut, seperti pasang surut, arus, gelombang, angin, biomassa, dan salinitas. Konsep Blue Energy merupakan bentuk keseimbangan antara ekologi laut dan ekonomi laut. AKHLAK BUMN menyatakan bahwa Indonesia memiliki potensi sumber daya Energi Biru sebesar 17,9 GW yang masih dalam tahap penelitian dan pengembangan. Oleh karena itu diperlukan adanya pengembangan lebih lanjut terhadap potensi Blue Energy.
“Untuk bisa menggapai cita-cita Indonesia Emas, diperlukan kontribusi ekonomi yang berasal dari Blue Energy. Sumber daya Blue Energy memiliki nilai tambah yang sangat besar dalam transformasi ekonomi yang berbasis teknologi. Melalui inovasi dari Blue Energy, sumber daya laut yang ramah lingkungan dapat dimanfaatkan untuk masyarakat dan menambah nilai ekonomi negara,” tutur Sugeng Santoso, Ahli Kementerian Kelautan. [AN]