Berita Energi
Sabotase Gas Mengancam Eropa, Harga Batu Bara Ikut Membara

Published by: cnbcindonesia.com 28 September 2022
Di baca: 9 kali


Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara terus merangkak naik. Pada perdagangan Selasa (27/9/2022), harga batu kontrak Oktober di pasar ICE Newcastle ditutup di US$ 423 per ton. Harganya menguat tipis 0,02% dibandingkan hari sebelumnya.

Menguatnya harga batu bara pada perdagangan kemarin memperpanjang tren penguatan harga pasir hitam yang sudah berlangsung sejak Senin pekan ini. Penguatan juga membuktikan jika batu bara masih bisa bangkit setelah ambruk 4,2% pada pekan lalu.

Dalam sepekan, harga batu bara masih menyusut 3,4% secara point to point. Dalam sebulan, harga batu bara melandai 0,9% sementara dalam setahun melesat 108,4%.

Penguatan batu bara ditopang oleh lonjakan harga gas dan masih tingginya permintaan akan pasir hitam. Harga gas alam EU Dutch TTF (EUR) kemarin melonjak 7% sehari ke 186,1 euro per megawatt-jam (MWH) karena meningkatnya kekhawatiran pasokan.

Seperti diketahui, Otoritas Maritim Swedia mengeluarkan peringatan tentang dua kebocoran di pipa Nord Stream 1 pada Senin (26/9/2022). Ini terjadi tak lama setelah kebocoran pada pipa Nord Stream 2 terdekat ditemukan.

Dua pipa gas Rusia yang beroperasi di bawah Laut Baltik dekat Swedia dan Denmark tersebut merupakan infrastruktur di jantung krisis energi sejak serangan Moskow ke Ukraina.

Para ahli, termasuk juga dari pihak Rusia yang membangun jaringan tersebut, mengatakan kemungkinan sabotase tidak dapat dikesampingkan.  Rusia juga mengatakan kebocoran di jaringannya menjadi perhatian dan sabotase adalah salah satu kemungkinan penyebabnya.

"Tidak ada pilihan yang bisa dikesampingkan saat ini," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada wartawan, seperti dikutip dari Reuters.

Insiden tersebut juga akan menggagalkan harapan yang tersisa bahwa Eropa dapat menerima gas melalui Nord Stream 1 sebelum musim dingin.

Kekhawatiran soal pasokan gas inilah yang membuat harga gas melonjak dan ikut melambungkan harga batu bara kembali mengingat batu bara adalah sumber energi alternatif.

Keringnya pasokan gas ke Eropa membuat sejumlah negara meningkatkan pemesanan batu bara, terutama Jerman. Jerman akan mengoperasikan 20 unit pembangkit listrik batu bara mereka untuk mengarungi musim dingin. Sebagian besar pembangkit tersebut seharusnya pensiun pada akhir tahun ini

Sejumlah perusahaan pengelola batu bara tengah menyiapkan prasaran untuk memastikan pembangkit bisa beroperasi kembali.
Di antaranya adalah Steag dan Evonik.  Steag memastikan pembangkit mereka bisa beroperasi penuh, termasuk pembangkit di Dortmund yang memasok listrik bagi 1,3 juta rumah tangga. Lima dari enam pembangkit Steag seharusnya pensiun pada tahun ini.

Evonik juga akan memperpanjang usia pembangkit mereka yang seharusnya pensiun musim dingin ini.

"Sesungguhnya butuh usaha yang sangat banyak untuk mengamankan pasokan energi bagi kami dan Jerman. Namun, kesulitan itu harus dikesampingkan karena lebih sulit lagi jika kami tidak memiliki pasokan energi dan listrik pada musim dingin ini," tutur Heiko Mennerich dari Evonik, seperti dikutip dari National Public Radio.

Salah satu upaya berat Evonik adalah mendapatkan pasokan batu bara yang semakin sulit dan mahal di Eropa,  Persaingan ketat mendapatkan pasokan dan terbatasnya produksi membuat pasir hitam melambung tahun ini.

Akibat lonjakan harga batu bara, dua pembangkit listrik di Montenegro dan Kosovo bahkan harus menutup operasi karena tidak sanggup mengamankan pasokan batu bara.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Thumbnail

Tinggalkan Balasan

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE

© 2021 Universitas Pertamina.
All Rights Reserved