Film selalu memiliki daya tarik tersendiri untuk dibahas. Hal ini didasarkan bahwa film menjadi sebuah media dalam menyampaikan pesan maupun informasi tertentu yang dibalut dengan apik oleh para aktor dan alur ceritanya. Melalui film para audiens dapat mengupas dan berdialog bersama untuk membahas makna yang tersirat dalam film tersebut.
Pembuatannya yang cukup kompleks, film menjadi sebuah karya seni yang disusun dengan sadar untuk mencapai pesan yang sesuai dengan tujuan sang pembuat film. Menyadari hal tersebut menjadi salah satu karya seni yang memiliki peluang besar dalam perkembangannya, Program Studi Komunikasi Universitas Pertamina menggelar festival film yang bernama MOVE UP.
MOVE UP merupakan program dari Prodi Komunikasi yang telah berlangsung sejak tahun 2021. Gelaran acara MOVE UP terdiri dari workshop film dan kompetisi film pendek. Tahun 2023 MOVE UP mengangkat tema ‘Vibing The Memories and Enjoy The Great Masterpiece’.
“MOVE UP 2023 menekankan pada proses dari pembuatan film. Dimana kami ini mengkonstruksikan sebuah film yang dapat menampilkan sebuah memori-memori indah menjadi karya seni yang dapat terus terpatri dan dinikmati,” ungkap Adil Setyo Pangestu, Ketua Pelaksana MOVE UP 2023.
Pada Rabu (31/5) lalu, MOVE UP melaksanakan kegiatan workshop film yang menghadirkan Danial Rifki, Sutradara dan Penulis Skenario Film. Danial merupakan salah seorang sutradara yang mendapatkan Piala Citra Film Pendek Terbaik pada tahun 2009.
“Membuat film membutuhkan imajinasi yang luar biasa, dan pekerjaan rumah bagi kita sang pembuat film atau sutradara adalah bagaimana dapat mentransformasikan imajinasi kita menjadi sebuah bentuk pesan atau informasi yang dapat dikonsumsi oleh orang banyak, sehingga proses dalam pembuatan film membutuhkan kreativitas yang tinggi,” ungkap Danial.
Sementara itu, Adil menjelaskan bahwa harapannya dengan digelarnya MOVE UP 2023 dapat membagikan pengetahuan terhadap proses dalam pembuatan film sehingga dapat dinikmati oleh banyak orang. “Harapannya dari gelaran acara ini akan menghadirkan calon-calon pembuat film yang berkualitas, terlebih lagi dari karya-karya mahasiswa UPER. Karena saya rasa Indonesia juga memiliki peluang dalam menguasai pasar film di dunia,” tutup Adil. [Al]
