Berita Energi
Pasokan Meningkat, EIA Prediksi Harga Minyak Mentah Turun jadi USD 78 per Barel pada 2024

Published by: Tempo.co 12 January 2023
Di baca: 4 kali
Dalam laporan Prospek Energi Jangka Pendek (STEO) Januari yang dirilis EIA, disebutkan produksi global bahan bakar cair akan mencapai rata-rata 102,8 juta barel per hari pada 2024. Angka tersebut naik dari 100 juta barel per hari pada 2022, didorong oleh pertumbuhan besar dalam produksi non-OPEC.

Meski begitu, pada awal tahun 2023 masih ada ketidakpastian pasokan minyak Rusia. Ditambah dengan konsumsi global bahan bakar cair akan meningkat dari rata-rata 99,4 juta barel per hari pada 2022 menjadi 102,2 juta barel per hari pada 2024, maka ada kemungkinan harga minyak mentah bakal berfluktuasi.

Lebih jauh, EIA membeberkan adanya kekhawatiran tentang kondisi ekonomi global serta pelonggaran pembatasan Covid-19 di Cina. Akibatnya, timbul ketidakpastian dari hasil perkiraan permintaan negara tersebut.

Secara khusus EIA memperkirakan harga minyak mentah jenis Brent berada di kisaran US$ 83 per barel pada 2023. Angka ini turun 18 persen dari 2022, dan terus turun menjadi US$ 78 per barel pada 2024 karena persediaan minyak global makin bertambah.

Sementara itu, harga bensin juga akan turun karena margin penyulingan grosir dan harga minyak mentah turun. Laporan itu memperkirakan margin penyulingan bensin AS turun 29 persen pada 2023 dan 14 persen pada 2024 dan membuat harga bensin eceran rata-rata sekitar US$ 3,3 per galon pada 2023 dan US$ 3,1 per galon pada 2024.

Adapun margin penyulingan AS untuk solar diprediksi turun 20 persen pada 2023 dan sebesar 38 persen pada 2024. Dalam hitungan EIA, diperkirakan harga solar eceran rata-rata sekitar US$ 4,2 per galon pada 2023 atau turun 16 persen dari 2022, dan terus turun pada 2024 sehingga rata-rata mendekati US$ 3,7 per galon.

EIA meramalkan rata-rata harga spot gas alam Henry Hub sedikit kurang dari US$ 5 per juta unit termal Inggris (MMBtu) pada 2023. Harga itu jeblok hampir 25 persen dari tahun lalu, karena konsumsi domestik menurun dan ekspor gas alam cair (LNG) tetap relatif datar.

Sementara pada tahun 2024, harga gas alam akan kembali rata-rata sedikit di bawah US$ 5 per MMBtu, karena produksi gas alam kering melebihi peningkatan ekspor LNG yang dihasilkan dari peningkatan kapasitas ekspor LNG. Laporan itu memperkirakan produksi gas alam AS di wilayah Permian dan Haynesville akan meningkat dengan selesainya perluasan infrastruktur pipa pada 2023 dan 2024.

Selain itu, EIA juga memperkirakan bahwa pangsa pembangkit listrik AS dari batu bara akan turun dari 20 persen pada 2022 menjadi 18 persen pada 2023 dan 17 persen pada 2024. Sebagai kompensasi, pangsa pembangkit listrik tenaga surya dan angin skala utilitas gabungan akan melonjak dari 16 persen pada 2023 menjadi 18 persen pada 2024.

Thumbnail

Tinggalkan Balasan

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE

© 2021 Universitas Pertamina.
All Rights Reserved