Chicago - Beberapa produsen minyak paling kuat di dunia pada Rabu (2/2/2022) menyetujui rencana peningkatan produksi mulai Maret, meski
harga minyak mentah naik mendekati level rekor di tengah ketegangan geopolitik.
OPEC dan non-OPEC, dikenal
OPEC+, memutuskan memberi lampu hijau memompa 400.000 barel per hari mulai Maret. Langkah tersebut menandai kelanjutan strategi kelompok tersebut yang secara bertahap membuka kembali keran produksi.
Dipimpin Arab Saudi dan Rusia, aliansi energi ini dalam proses melepas rekor pengurangan pasokan 10 juta barel per hari. Pengurangan produksi bersejarah diberlakukan pada April 2020 untuk membantu pasar energi setelah pandemi virus corona melemahkan permintaan minyak mentah.
OPEC+ telah menghadapi tekanan dari konsumen utama seperti AS dan India untuk memompa lebih banyak minyak guna menurunkan harga dan membantu pemulihan ekonomi. Kelompok tersebut menolak seruan kenaikan produksi lebih cepat meskipun harga minyak tinggi.
Menteri Energi Rusia Alexander Novak sebelumnya mengatakan OPEC+ tidak ingin meningkatkan produksi terlalu cepat. Pihaknya tetap mewaspadai potensi perubahan permintaan.
Patokan internasional minyak mentah berjangka Brent naik 0,35% jadi US$ 89,47 per barel. Kontrak mencapai level tertinggi 7 tahun pada US$ 91,70 minggu lalu. Sementara minyak West Texas Intermediate patokan AS, naik 6 sen menjadi US$ 88,26 per barel. Harga sempat menyentuh US$ 89,72, level tertinggi sejak Oktober 2014.
OPEC menyumbang sekitar 40% dari pasokan minyak dunia.