Berita Energi
Menjaga Kuota Konsumsi BBM Subsidi Jadi Tantangan Pertamina

Published by: investor.id 10 June 2022
Di baca: 2 kali
JAKARTA, investor.id – Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengungkapkan, salah satu tantangan Pertamina saat ini adalah dalam menjaga konsumsi BBM masyarakat agar tidak melampaui kuota subsidi yang ditetapkan. Dia menyebut, berapa pun kuota BBM subsidi yang dialokasikan bisa tidak mencukupi kebutuhan bila tidak tepat sasaran.

“Kami harus menjaga agar kuotanya tidak jebol yaitu dengan pengendalian tadi dengan sistem di nozzle setiap stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU). Kalau kuotanya lewat ya kami (Pertamina) akan terdampak,” ujar Nicke dalam acara gathering dengan pimpinan redaksi media massa di Jakarta, Rabu (8/6/2022) malam.

Ia menjelaskan, pihaknya bersama Pemerintah sedang menyiapkan sistem yang memudahkan pengawasan. Salah satu opsi yang dilakukan melalui aplikasi MyPertamina yang terkoneksi dengan sistem di nozzle setiap stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU). "Bagi kendaraan yang tidak berhak maka nozzle tidak akan mengeluarkan bensin," terang dia.

Hanya saja, Nicke belum bisa memastikan kapan pembatasan itu berlaku. Pasalnya, pembatasan itu memerlukan revisi Peraturan Presiden Nomor 191 Tahun 2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian, dan Harga Jual Eceran Bahan Bakar Minyak. Revisi beleid tersebut sedang disusun pemerintah yang nantinya disertai dengan peraturan turunan berisi petunjuk teknis.

Setelah pemerintah menerbitkan peraturan, lanjut Nicke, akan ada tahapan sosialisasi terlebih dahulu. Namun dia menyebut menjaga BBM subsidi tepat sasaran tidak bisa sepenuh tergantung pada sistem yang dibuat. Dia pun mengajak masyarakat turut serta dalam mengawasi distribusi BBM subsidi.

Menurut dia, masyarakat bisa melaporkan dugaan penyelewengan dengan menghubungi call center Pertamina 135. "Beberapa penimbunan BBM yang ditangkap dari laporan masyarakat ke 135," ucap dia.

Pada kesempatan itu Nicke menyebut harga BBM nonsubsidi jenis Pertamax tidak akan mengalami kenaikan lagi. Pihaknya menjaga disparitas harga Pertamax dengan Pertalite tidak terlalu melebar. Bila Pertamax dinaikkan maka dikhawatirkan masyarakat beralih ke Pertalite. Alhasil, beban negara bertambah lagi jika konsumsi Pertalite melonjak.

Secara terpisah, Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Erika Retnowati mengungkapkan, penyaluran Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP) Pertalite hingga 31 Mei sudah mencapai angka 11,69 juta kilo liter (kl). Artinya, dalam kurun waktu lima bulan, penyaluran Pertalite sudah mencapai 50,74% atau separuh lebih dari kuota tahun ini yang sebanyak 23,4 juta kl.

Sedangkan penyaluran Jenis BBM Tertentu (JBT) solar subsidi hingga Mei mencapai 6,76 juta kl atau 44,77% dari kuota tahun ini sebesar 15,10 juta kl. “Sedangkan untuk JBT minyak tanah mencapai 0,20 juta kl atau 41,67% dari kuota tahun ini yang sebesar 0,48 juta kl," kata Erika dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR, Rabu (8/6/2022).

Editor : Nasori (nasori@investor.co.id)
Thumbnail

Tinggalkan Balasan

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE

© 2021 Universitas Pertamina.
All Rights Reserved