'Kata Siapa Proyek Kilang Pertamina Tidak Jalan?'
Jakarta, CNBC Indonesia - Tiap tahun angka konsumsi bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia terus naik. Namun kapasitas kilang di Indonesia tidak pernah bertambah, dan akhirnya angka impor pun terus meningkat. Kondisi membuat fundamental ekonomi Indonesia rapuh, dan nilai tukar rupiah susah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Sejak 2015, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah meneken Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 146 Tahun 2015 tentang Pelaksanaan Pembangunan dan Pengembangan Kilang Minyak di Dalam Negeri. Perpres tersebut memuat skema pembangunan kilang minyak yang dapat dilakukan oleh pemerintah dan badan usaha. Pembangunan kilang minyak oleh pemerintah dilaksanakan melalui dua cara. Pertama, Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU). Kedua, melalui mekanisme penugasan dengan pembiayaan pemerintah dan penugasan dengan pembiayaan korporasi.
Belum cukup dengan itu, pembangunan kilang baru Bontang dan Tuban (Grass Root Refinery/GRR) dimasukkan ke dalam proyek strategis nasional di bawah payung hukum Perpres No. 58 tahun 2017 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional. Kilang Minyak Bontang saat ini sudah mendapatkan mitra kerja sama dari Oman dan Jepang. Sementara, kilang minyak Tuban kabarnya masih mengalami kendala terkait pembebasan lahan.
Menurut catatan CNBC Indonesia, pembangunan kilang minyak dengan kapasitas besar terakhir yang dilakukan pemerintah adalah pada 1994, yakni sewaktu membangun Kilang Balongan dengan kapasitas 125 ribu barel per hari. Secara resmi, Pertamina kini hanya memiliki 6 kilang yang terdiri dari kilang Dumai, Plaju, Cilacap, Balikpapan, Balongan, dan Sorong.
Jadi, sudah puluhan tahun atau sekitar 27 tahun Indonesia tidak membangun kilang baru lagi.
Namun ternyata proyek kilang terjadi, salah satunya adalah proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) kilang Balikpapan yang akan rampung Oktober 2023 dan memberikan tambahan kapasitas 100 ribu barel per hari. Sehingga total kapasitas kilang Balikpapan menjadi 360 ribu barel per hari. Nilai proyeknya mencapai US$ 7 miliar atau Rp 100 triliun.
Baca: Megahnya Proyek Kilang 'Raksasa' Pertamina Balikpapan Rp100 T
"Kata siapa proyek kilang Pertamina tidak jalan," kata Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati, saat mengunjungi proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan senilai US$ 7 miliar atau Rp 100 triliun, Sabtu (8/1/2022). Nicke menanggapi komentar pihak yang mengatakan proyek kilang Pertamina tidak jalan.
Nicke yang menjabat sebagai Dirut Pertamina sejak 2018 ini, memang berniat mengebut proyek-proyek kilang yang ada, namun dengan perhitungan yang akurat dan hati-hati.
Terdekat, proyek kilang akan rampung tahun ini dan memberikan tambahan kapasitas produksi adalah RDMP kilang Balongan.
"Ada tambahan Kilang Balongan dari 125 ribu barel per hari menjadi 150 ribu barel per hari di April 2022. Ini setelah sekian puluh tahun kita tidak nambah-nambah (kapasitas) kilang," ujar Nicke.
Berikut profil 6 proyek kilang Pertamina yang total kapasitas produksinya saat ini adalah 1 juta barel per hari:
1. Kilang Dumai yang dibangun 1972
- Kapasitas 170 ribu barel per hari (kualitas EURO II)
- Produksi BBM berupa 19 ribu barel per hari bensin, 97 ribu barel per hari solar, dan 8 ribu barel per hari avtur.
2. Kilang Plaju yang dibangun 1935
- Kapasitas 85 ribu barel per hari (kualitas EURO II)
- Produksi BBM berupa 20 ribu barel per hari bensin, 37 ribu barel per hari solar
- Produksi petrokimia berupa 45 kilo ton per tahun polypropylene
3. Kilang Cilacap dibangun 1994
- Kapasitas 125 ribu barel per hari (kualitas EURO II)
- Produksi BBM berupa 70 ribu barel per hari bensin, 88 ribu barel per hari solar, dan 49 ribu barel per hari avtur
- Produksi petrokimia berupa 93 kilo ton per tahun benzene, 265 kilo ton per tahun paraxylene, dan 141 kilo ton per tahun propylene
4. Kilang Balikpapan dibangun 1984
- Kapasitas 260 ribu barel per hari (kualitas EURO II)
- Produksi BBM berupa 37 ribu barel per hari bensin, 114 ribu barel per hari solar, dan 29 ribu barel per hari avtur
5. Kilang Balongan dibangun 1994
- Kapasitas 125 ribu barel per hari (kualitas EURO II)
- Produksi BBM berupa 66 ribu barel per hari bensin, 36 ribu barel per hari solar, dan 7 ribu barel per hari avtur
- Produksi petrokimia berupa 275 kilo ton per tahun propylene
6. Kilang Kasim dibangun 1995
- Kapasitas 10 ribu barel per hari (kualitas EURO II)
- Produksi BBM berupa 1.000 barel per hari bensin, dan 3 barel per hari solar.
Semua proyek kilang ini akan diperluas lewat mekanisme RDMP untuk meningkatkan kapasitas, dan kualitas menjadi EURO V yang lebih ramah lingkungan.