Berita Energi
Indonesia Suplai Cangkang Kernel Kelapa Sawit untuk Kebutuhan Energi Terbarukan Jepang

Published by: jurnas.com 27 September 2022
Di baca: 19 kali


JAKARTA, Jurnas.com – Indonesia membukukan kontrak dagang cangkang kernel kelapa sawit (palm kernel shell) untuk kebutuhan energi terbarukan Jepang. Kontrak dagang tersebut bernilai USD 138,2 juta.

Berdasarkan rilis Kementerian Perdanganan (Kemendag), yang diterima pada Rabu (28/9), kesepakatan ini dilakukan melalui pertemuan bisnis (business meeting) dan penandatanganan kesepakatan dagang di Tokyo, Jepang pada awal pekan ini. 

Kemendag bersama Asosiasi Pengusaha Cangkang Sawit Indonesia (APCASI) memfasilitasi enam perusahaan komoditas cangkang kernel kelapa sawit Indonesia. Pertemuan bisnis yang menghasilkan kontrak dagang tersebut merupakan bagian dari rangkaian misi dagang bertajuk `Business Meeting of Indonesia Palm Kernel Shell` yang dilaksanakan di hari yang sama.

"Pelaksanaan pertemuan bisnis ini merupakan langkah kongkret dan kolaborasi pemerintah RI bersama pemerintah pusat, perwakilan RI di Jepang, dan asosiasi dalam meningkatkan ekspor komoditas cangkang kernel kelapa sawit Indonesia ke Jepang. Indonesia merupakan salah satu
negara penghasil komoditas cangkang kernel kelapa sawit. Pada 2021, sebesar 87,1 persen tujuan ekspor cangkang kernel kelapa sawit adalah negara Jepang," kata Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional, Didi Sumedi, pada kesempatan terpisah.

Didi juga mengapresiasi dukungan serta kerja sama dari APCASI dan perwakilan dagang Jepang yang berkolaborasi bersama perwakilan RI di Jepang dalam meningkatkan ekspor energi terbarukan cangkang kernel kelapa sawit Indonesia ke Jepang.

Dubes RI untuk Jepang Heri Akhmadi menyampaikan, Indonesia merupakan mitra alami Jepang. Artinya, Indonesia dan Jepang sudah memiliki hubungan diplomatik sejak 1958. Jepang juga merupakan salah satu mitra dagang dan investor terbesar bagi Indonesia.

Dalam hal energi terbarukan, Pemerintah Jepang berkomitmen meningkatkan pembangunan pembangkit listrik yang bersumber dari bahan energi terbarukan sehingga memerlukan pasokan yang berkualitas dan stabil.

"Indonesia sebagai penghasil cangkang kernel kelapa sawit terbesar sangat mungkin untuk memenuhi permintaan produk tersebut di Jepang untuk sumber energi biomassa, sehingga Indonesia dapat terus meningkatkan perannya sebagai pemasok cangkang kernel kelapa sawit
utama ke Jepang. Pelaksanaan pertemuan bisnis ini juga dapat mendorong kerja sama bisnis ke bisnis (business to business) dan meningkatkan ekspor Indonesia di sektor energi terbarukan khususnya cangkang kernel kelapa sawit," ungkap Dubes Heri.

Ketua APCASI, Dikki Akhmar menuturkan, potensi cangkang kernel kelapa sawit Indonesia sangat besar. Pemerintah Indonesia telah mengupayakan peningkatan daya saing melalui keberpihakan regulasi dan kebijakan yang menjadikan harga cangkang kernel kelapa sawit ini sangat kompetitif dibanding dengan negara lain.

"Peluang investasi dan perdagangan produk turunan sawit untuk biomassa tidak hanya berupa cangkang kernel kelapa sawit tetapi juga beberapa alternatif lainnya seperti tandan sawit kosong juga terbuka lebar bagi para perusahaan Jepang," tambah Dikki.

Sementara itu, Kepala ITPC, Osaka Dicky Farabi menambahkan, beberapa pelaku usaha Jepang seperti Hanwa menyampaikan tanggapan positif akan penyelenggaraan pertemuan bisnis ini.

"Pelaku usaha Jepang yang mengikuti misi dagang ini mengapresiasi dan makin memahami kondisi dan perkembangan cangkang kernel kelapa sawit Indonesia serta potensi energi biomassa lainnya yang dapat memenuhi pasokan di Jepang," pungkas Dicky.

Pada 2021, total perdagangan Indonesia dan Jepang mencapai USD 32,5 miliar. Nilai ini naik 33,54 persen dibandingkan tahun 2020 yang sebesar USD 24,3 miliar. Sementara itu, total perdagangan tahun 2021 sudah melebihi tahun 2019 yang sebesar USD 31,7 miliar.

Ekspor Indonesia ke Jepang tahun 2021 naik 30,67 persen dan ekspor Jepang ke Indonesia juga naik 37,22 persen. Sedangkan periode Januari─Juli 2022, total ekspor cangkang kernel kelapa sawit (HS Code 14049091) Indonesia ke Jepang tercatat sebesar USD 207,5 juta atau meningkat 16,51 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Thumbnail

Tinggalkan Balasan

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE

© 2021 Universitas Pertamina.
All Rights Reserved