Meningkatnya arus disinformasi menuntut jurnalis masa kini memiliki kemampuan literasi data, fakta, dan etika yang kuat. UNESCO (2024) mencatat, kecakapan tersebut menjadi kunci dalam memverifikasi informasi, menjaga integritas berita, serta membangun kepercayaan publik di tengah maraknya opini tanpa dasar.
Menjawab tantangan tersebut, komunitas Perisai Pers Mahasiswa menggelar ajang nasional Headline 5.0 dengan tema “Jurnalis Muda Melek Data, Fakta, dan Etika.” Kegiatan ini menghadirkan kompetisi jurnalistik dan talkshow inspiratif yang berpuncak pada acara penghargaan pada 23 Oktober 2025 di Auditorium Universitas Pertamina, Jakarta.
Kompetisi yang berlangsung sejak 20 Agustus hingga 8 Oktober 2025 ini terbuka untuk siswa, mahasiswa, dan masyarakat umum. Dua kategori utama yang dilombakan adalah news anchor, dengan bobot penilaian kefasihan berbicara dan kejelasan penyampaian berita, serta penulisan artikel jurnalistik, dengan bobot penilaian ketajaman analisis dan kekuatan narasi peserta.
Kegiatan ini bertujuan menumbuhkan kesadaran akan pentingnya jurnalisme berbasis data dan etika. Melalui ajang ini, peserta diharapkan mampu menyajikan informasi yang akurat, bertanggung jawab, dan berdampak positif bagi masyarakat.
Pembina Perisai Pers Mahasiswa, Muhammad Ichlas Elqudsi, S.Si., M.Si., yang akrab disapa Michel, menjelaskan bahwa kegiatan Headline 5.0 tidak hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga ruang belajar bagi mahasiswa untuk memahami esensi jurnalisme yang berintegritas.
“Lewat kegiatan ini, kami ingin menanamkan pada peserta bahwa jurnalisme bukan sekadar menyebarkan berita, tetapi memastikan setiap informasi terverifikasi, netral , dan dapat dipercaya,” ujar Michel.
Pesan serupa juga disampaikan oleh pihak Universitas Pertamina yang memberikan dukungan penuh terhadap terselenggaranya kegiatan ini. Turut hadir, Muhammad Husni Mubarak Lubis, M.S., Direktur Kemahasiswaan dan Alumni Universitas Pertamina, yang menekankan pentingnya ruang kreatif seperti Headline 5.0 dalam membangun karakter mahasiswa yang kritis, etis, dan berintegritas di era digital.
Pada sesi talkshow selanjutnya, Rahma Piliang (Kompas TV) dan Ni Wayan Suryatini (Dosen Komunikasi Universitas Pertamina & Jurnalis Senior) membahas etika kerja media serta tantangan jurnalisme digital yang menuntut kecepatan, ketelitian, dan integritas tinggi.
Dalam diskusi tersebut, Ni Wayan Suryatini menekankan pentingnya peran jurnalis muda untuk tetap kritis, adaptif terhadap perkembangan teknologi, dan berani melawan arus disinformasi.
Ni Wayan menilai, generasi muda memiliki potensi besar menjadi penggerak perubahan di dunia media, asalkan dibekali dengan etika, riset yang mendalam, serta kemampuan memanfaatkan teknologi secara bertanggung jawab.
Melalui Headline 5.0, mahasiswa diajak memahami bahwa jurnalisme modern menuntut ketajaman berpikir, kepekaan terhadap data, dan tanggung jawab dalam menyampaikan kebenaran. Dari ajang ini diharapkan lahir jurnalis muda yang kritis, beretika, dan mampu beradaptasi di tengah pesatnya arus informasi digital. [MP]