Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat berkurangnya luas tutupan hutan di Indonesia hingga 956.258 hektare pada periode 2017-2021. Data Statistik dari Kementrian Lingkungan Hidup juga merekam penurunan jumlah spesies yang ada di hutan hingga mendekati kepunahan, seperti populasi harimau sumatera yang hanya tersisa 68 ekor pada tahun 2017. Berkurangnya luas hutan serta minimnya pengetahuan akan pelestarian hutan disinyalir menjadi penyebab utama penurunan populasi spesies flora dan fauna di hutan Indonesia.
Menyadari pentingnya pelestarian ekosistem hutan, perusahaan APRIL Group menginisiasi program Restorasi Ekosistem Riau (RER) sejak tahun 2013. RER merupakan salah satu program restorasi hutan terbesar di Asia Tenggara dengan bertujuan memulihkan hutan yang terdegradasi. Program ini terletak di Semenanjung Kampar, Riau, dengan luas hutan mencapai sekitar 1500 hektar.
Dalam rangka peringatan 10 tahun berjalannya program restorasi hutan di Riau, RER mengundang 125 mahasiswa Universitas Pertamina dalam acara screening film dokumenter Frontier Sumatra di Ciputra Artpreneur, Jakarta. Film ini mengisahkan perjuangan para scientist, jagawana (penjaga hutan), serta masyarakat Riau dalam usaha mengembalikan ekosistem hutan di area Restorasi Ekosistem Riau.
“Frontier Sumatra mengemas perjuangan para pejuang ekosistem hutan dengan sangat indah. Film ini membangkitkan keinginan dalam diri saya untuk berpartisipasi dalam pelestarian hutan,” tutur Prasta, mahasiswa Komunikasi Universitas Pertamina.
Acara screening film ditutup dengan kegiatan talkshow bersama Tiurma Rosinta selaku corporate communication specialist RER dan Ramon Yusuf sebagai public figure sekaligus explorer RER. Dalam talkshow tersebut, Tiurma dan Ramon menyinggung pentingnya restorasi hutan dan peran mahasiswa di dalamnya.
“Pelestarian hutan tidak hanya menjadi kewajiban pemerintah dan aktivis lingkungan, melainkan juga merupakan kewajiban seluruh masyarakat. Untuk memulihkan hutan, diperlukan komitmen kuat dari berbagai pihak dan kalangan, termasuk generasi muda. Tindakan-tindakan sederhana seperti mengurangi produksi sampah harian, membatasi pemakaian produk sekali pakai, dan menghemat energi memiliki dampak besar pada hutan Indonesia. Jika ingin berperan lebih aktif, kami membuka peluang kepada generasi muda untuk bergabung dalam program sukarela, “ ujar Ramon. [AN]