Plastik sampai saat ini masih menjadi isu yang terus dibahas di
Indonesia, mulai dari produksi plastik di Indonesia, pemakaian plastik sekali
pakai di Indonesia, hingga masalah sampah plastik di Indonesia selalu menjadi
hal yang menarik dan harus dibahas serta diselesaikan. Saat ini sudah banyak
yang peduli dengan keselamatan lingkungan di Indonesia, salah satunya bagaimana
caranya untuk menanggulangi sampah plastik, mengurangi pemakaian plastik dan
sebagainya.
Berdasarkan
banyaknya isu plastik yang terjadi di Indonesia tersebut STC-PAIR (Sustainable Technology Center - Pertamina
Institute of Research ) dan Himpunan Mahasiswa Teknik Lingkungan Universitas
Pertamina menyelenggarakan Webinar Nasional “Kupas Tuntas Permasalahan Plastik
di Indonesia” pada Minggu, 7 November 2021 yang dimulai pukul 09.00 WIB.
Webinar ini merupakan bagian dari penelitian kolaborasi Internasional Japan
Society for The Promotion of Science (JPS),
sebagai narasumber dan Kasubid
SSDU, Direktorat Pengelolahan Sampah, Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Republik Indonesia yaitu Ari Sugatri, S.H., Pendidikan Tinggi (JPS/DG-RSTHE),
antara UP dengan Toyohasi University of Technology, Jepang. Kemudian diisi pula
oleh narasumber yang luar biasa yaitu Azrin Fanani seorang Project Manager
Plastik Kembali, dan Yohannes David sebagai Vice President Operations
Rekosistem.
Webinar ini dibuka oleh Wakil Dekan Fakultas Perencanaan Insfrastruktur, Dr. Eng Mega Mutiara Sari,
ST., M.si dan dihadiri oleh 453 peserta dari berbagai usia dan insntansi. Dalam
pelaksanaanya peserta sangat antusias dalam mengikuti kegiatan ini, diketahui
pada sesi tanya jawab, terdapat 10 orang terpilih yang mengajukan pertanyaan
terkait materi yang disampaikan kepada pemateri. Salah satu yang dapat di ambil
dari kegiatan webinar Kupas Tuntas Permasalahan Plastik di Indonesia adalah
untuk menjalankan dan memperbaiki regulasi pengelolaan sampah plastik serta
mengatasi permasalahan sampah plastik di Indonesia, dibutuhkan kesadaran dari
seluruh pihak lingkungan, dimulai dari lingkungan keluarga hingga pemerintah.
Hal ini juga membutuhkan waktu yang tidak sebentar dan tambahan pengetahuan
terkait pengelolaan sampah plastik.