Peningkatan jumlah tenaga kerja asing di Indonesia tahun 2022 mengalami lonjakan yang cukup tinggi. Pada Januari 2022 terdapat 91.623 orang, dalam kurun waktu 5 bulan, terdapat jumlah peningkatan tenaga kerja asing yaitu sebanyak 96.574. Bahkan pada level jabatan sebanyak 20.480 orang menjabat sebagai manager. Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyebutkan banyaknya jumlah tenaga kerja asing di Indonesia dikarenakan tenaga kerja Indonesia dinilai masih belum terampil dan mumpuni dalam mengembangkan usaha yang kini banyak menggunakan sektor teknologi.
Menjawab isu tersebut, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melepas 1.692 mahasiswa Indonesia yang berhasil mendapatkan kesempatan pertukaran pelajar ke luar negeri melalui program Indonesia International Student Mobility Awards (IISMA). IISMA merupakan salah satu program dari kampus merdeka yang bertujuan agar mahasiswa mendapatkan peluang untuk meningkatkan jiwa kompetitif dan keterampilan saat belajar di luar negeri.
Rafandhika Rangga, mahasiswa Program Studi Teknik Perminyakan, Universitas Pertamina (UPER), menjadi satu dari 1.692 mahasiswa yang berhasil meraih mimpinya untuk belajar ke luar negeri melalui program IISMA. “Senang rasanya bisa mendapatkan kesempatan ini. Bagi saya, kesempatan ini menjadi momen berharga saya untuk banyak belajar dan meningkatkan kapabilitas diri saya agar kedepannya mampu bersaing dengan sumber daya manusia lainnya terutama pada industri minyak dan gas bumi,” ungkap Rangga dalam wawancara daring.
Berkesempatan untuk belajar selama kurang lebih satu semester (enam bulan) di University of Liverpool, Inggris, Rangga menjelaskan dirinya telah membuat perencanaan agar berkesempatan untuk mempelajari banyak hal.
“Inggris menjadi salah satu negara dengan tingkat kemajuan teknologi yang tinggi, jadi akan sia-sia jika saya tidak banyak belajar. Meskipun di samping itu Inggris juga memiliki daya pikat historikal yang seru untuk ditilik lebih dalam, salah satunya kota Liverpool yang merupakan sentral perdagangan di Inggris,” tambah Rangga.
Melalui program IISMA tersebut, Rangga mengambil beberapa mata kuliah yang diajarkan dalam University of Liverpool. Seperti Global Economic and Business Environment, melalui mata kuliah tersebut, mahasiswa banyak diajarkan untuk memanfaatkan pengaruh lingkungan bisnis dalam upaya meningkatkan peluang keberhasilan bisnis. Selain itu Rangga juga mengambil mata kuliah Designing System for the Digital Society yang mempelajari pemanfaatan Artificiall Intellegence (AI).
Sebagai mahasiswa teknik perminyakan, Rangga mengaku mata kuliah tersebut dapat membantu dirinya untuk memahami lebih dalam terkait dengan proses bisnis dan pemanfaatan teknologi dalam dunia perminyakan, yang pada akhirnya dapat dimanfaatkan sebagai peluang dirinya untuk mengembangkan potensi minyak di Indonesia melalui pemanfaatan teknologi.
“Besar harapan saya agar setelah selesai program IISMA ini saya turut ingin membagikan pengalaman dan pengetahuan saya kepada teman-teman saya nantinya. Meskipun UPER sudah memiliki teknologi yang canggih sebagai metode belajar, namun alangkah baiknya jika kita sebagai mahasiswa juga dapat mengeksplorasi pengetahuan lebih banyak lagi sehingga layak untuk bersaing,” tutup Rangga.
Sebagai salah satu perguruan tinggi yang berdekatan dengan industri migas, Universitas Pertamina turut mendukung pengembangan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa dalam penggunaan teknologi guna memaksimalkan produksi migas agar dapat mencapai target produksi di Indonesia. Oleh karenanya UPER memberikan fasilitas penunjang dalam keikutsertaan mahasiswa dalam belajar ke luar negeri.
“Universitas Pertamina (UPER) UPER memiliki fasilitas International Office yang dapat mendukung dan memudahkan mahasiswa dalam kegiatan belajar hingga keluar negeri. Selain membantu mahasiswa dalam program IISMA tersebut, UPER juga memiliki program internasional lainnya seperti Dual Degree dan Student Exchange,” jelas, Prof. Dr. Ir. Rudy Sayoga Gautama, IPU, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Universitas Pertamina.
