Jakarta, 19 Juni 2021 - UP-Grading merupakan salah satu kegiatan yang ada di Universitas Pertamina yang mulai diselenggarakan sejak April 2021. Penyelenggaraan UP-Grading pada Juni 2021 didasarkan pada adanya kebutuhan terhadap pengembangan jiwa kewirausahaan bagi mahasiswa. Kegiatan ini mengundang tiga narasumber yaitu Wayah Surya Wiroto, Andreas Pardyanto dan Yuslam Fauzi.
Kegiatan UP-Grading kedua yang dilaksanakan pada 16 Juni 2021 mengangkat tema terhadap perkembangan pola pikir kewirausahaan bagi setiap orang. Karena pada era teknologi ini kemampuan adaptif dapat diperoleh dengan mengembangkan inovasi dan keterampilan berwirausaha. Hal ini dapat memunculkan pola pikir dalam menjawab tantangan bagi perkembangan kehidupan manusia yang kian kompleks dalam memenuhi kebutuhannya. Untuk itu, Universitas Pertamina dalam rancangan program penyusunan kurikulum baru turut andil dalam upaya mengembangkan keterampilan mahasiswa untuk memiliki kemampuan berinovasi dan berwirausaha
Dalam kegiatan UP-Grading “Entrepreneurship”: The Future is Now menghadirkan tiga narasumber. Wayah Surya Wiroto sebagai Managing Director Endeavor indonesia, Andreas Pardyanto yang kini menjabat sebagai Direktur PT Multi Informatika Solusindo serta Yuslam Fauzi sebagai Ketua Dewan Pengawas Badan Pengelola Keuangan Haji. Ketiga narasumber tersebut memaparkan konsep kewirausahaan yang menekankan pada pengembangan keterampilan berwirausaha, membuka potensi wirausaha dan konsep spiritual dalam jiwa wirausaha.
Saat ini Indonesia menjadi negara dengan persentase yang tinggi dalam keterlibatan pemuda untuk kegiatan wirausaha di ASEAN. Indonesia mencapai 36 persen dan lebih unggul dibandingkan negara Thailand dengan persentase 32 persen. Besarnya keterlibatan pemuda dalam berwirausaha menjadikan ekosistem pengusaha di Indonesia cukup berkembang. Hal ini dibuktikan dari keterlibatan UMKM sebagai kontribusi terbesar dalam Produk Domestik Bruto Indonesia (PDB).
Dalam materi yang disampaikan oleh Wayah Surya Wiroto, ia menekankan terhadap perkembangan keterampilan berwirausaha. Meskipun tidak semua mahasiswa memiliki impian menjadi pengusaha, namun menurut beliau pola pikir dan jiwa kewirausahaan tetap penting untuk dimiliki setiap orang untuk dapat bertahan hidup. “Ekosistem berwirausaha di Indonesia sudah berkembang dengan pesat, hal ini menjadikan bahwa setiap manusia harus memiliki kemampuan wirausaha untuk adaptif terhadap perubahan yang ada, selain itu lingkungan akademik turut berperan penting dalam melatih dan menumbuhkan jiwa kewirausahaan tersebut.”, jelas Wayah.
Pengembangan kewirausahaan dapat dimulai dengan kemampuan setiap individu dalam melihat peluang dan memecahkan permasalahan yang ada. Dalam sesi Andreas Pardyanto, beliau menjelaskan bahwa jiwa kewirausahaan yang dibutuhkan oleh masyarakat yaitu adanya model bisnis baru yang berkaitan dengan munculnya berbagai inovasi untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Kemudian seorang wirausaha harus mampu bekerja secara mandiri dan gigih, serta memiliki tanggung jawab sosial dalam menjawab permasalahan yang ada dan peduli terhadap perkembangan yang ada di tengah masyarakat.
Selain itu jiwa kewirausahaan juga perlu diimbangi dengan adanya pemikiran terhadap sesama. Memiliki jiwa wirausaha menjadikan individu lebih peka dan peduli terhadap berbagai masalah yang timbul di tengah kehidupan bermasyarakat. Seorang wirausaha dituntut untuk dapat bermanfaat bagi orang lain maupun bagi alam. Hal ini yang ditegaskan oleh Yuslam bahwa ketika seseorang menjadi wirausaha ia akan memiliki pola pikir bagaimana dalam menjawab permasalahan orang lain, sehingga ia dapat bermanfaat bagi banyak orang.
Pentingnya jiwa wirausaha dikarenakan perkembangan kehidupan yang kian kompleks dalam setiap roda kehidupan dapat memunculkan berbagai permasalahan yang harus mampu untuk dijawab. Salah satunya yaitu perkembangan teknologi internet yang kian masif, menjadikan sebagian besar kegiatan perekonomian dilakukan melalui jejaring internet. Selain itu perkembangan teknologi juga membawa perubahan terhadap kemunculan ekosistem bisnis komersial yang beralih dari tradisional menjadi digital serta perilaku masyarakat yang serba instan menjadikan banyaknya permasalahan yang harus dapat ditangani dengan berbagai inovasi kreatif dan berwirausaha.