Jakarta, 25 Januari 2022 - Pada awal Maret 2020 Indonesia dilanda oleh Coronavirus Disease atau yang biasa dikenal dengan COVID-19. Virus tersebut tidak hanya berdampak pada kesehatan makhluk hidup saja, akan tetapi berdampak bagi semua sektor kehidupan, seperti sektor ekonomi, industri, pendidikan, pariwisata, dan UMKM dan usaha bisnis lainnya.
Menanggapi salah satu aspek yang terdampak dari adanya pandemi yaitu dan usaha bisnis. UMKM merupakan sektor yang terkena dampak sangat besar selama PPKM. Pada tahun 2021 UMKM mengalami penurunan pendapatan sebesar 90% pendapatan, lebih dari 50% UMKM tutup selama PPKM dan bisnis pakaian paling merasakan dampak adanya virus tersebut (Biro Pusat Statistik Data, 2021). Hal serupa juga dialami oleh beberapa usaha di negara lainnya seperti di New York, Amerika Serikat.
Dalam menyikapi permasalahan tersebut, Universitas Pertamina dan bekerja sama dengan Universitas STEKOM menyelenggarakan Webinar Nasional dengan mengusung tema “Kiat Mendorong dan Menumbuhkan Minat untuk Berani Berwirausaha”. Webinar tersebut mampu menghadirkan tiga narasumber sekaligus yang telah memiliki latar belakang dan jam kerja yang sesuai dengan tema yang diangkat yaitu wirausaha. Narasumber yang dimaksud yaitu Edwin Zusrony, M.M., M.Kom. (Dosen Universitas STEKOM), Evi Sofia, S.E., MBA. (Dosen Universitas Pertamina), dan Dr. (C) Redi Nusantara, S.T., MM (CEO dan Founder PT. Rahmi Ida Nusantara).
Narasumber pertama yaitu Edwin Zusrony, S.E., M.M., M.Kom. (Dosen Universitas STEKOM). Dalam pemaparan materinya narasumber yang akrab disapa Edwin mengusung topik “Menumbuhkan Minat Berani Berwirausaha”. Pada permukaan sesi pemaparan materi narasumber yang akrab disapa Pak Edwin menjelaskan mengenai perbandingan jumlah entrepreneur di beberapa negara ASEAN pada tahun 2021 yang terdiri dari 1). Indonesia sebanyak 3,47% entrepreneur dari total populasi penduduk 272.229.372. 2). Singapura 8,76% dari total populasi penduduk 5.610.000. 3). Thailand 4,26% dari total populasi penduduk 69.210.00. 4). Malaysia sebanyak 4,74% entrepreneur dari total populasi penduduk 31.019.000. Berdasarkan data tersebut bahwasannya Indonesia merupakan negara yang menduduki urutan terakhir yang memiliki jumlah entrepreneur paling sedikit di antara ketiga negara tersebut. Menanggapi hal tersebut, Presiden Joko Widodo mengatakan “Hampir di setiap negara maju, standarnya itu memiliki penduduk entrepreneur di atas 14% . (nasional,kompas,com). Hal ini membuktikan bahwa Indonesia harus mampu menciptakan generasi penerus entrepreneur.
Faktor yang dapat menghambat seseorang untuk memulai usaha tempat diantaranya yaitu merasa sudah terlalu tua, merasa terlalu muda, merasa tidak berbakat, dan tidak memiliki modal. Jika seseorang terus memiliki mindset seperti itu maka tidak akan pernah maju -Ujar Edwin-. Untuk mengatasi hal tersebut pada sesi webinar ini Edwin membagikan enam tips untuk memulai usaha bagi pemula yaitu mulai dari bisnis kecil, memperdalam wawasan mengenai bisnis, melakukan penelitian bisnis, memperluas jaringan pertemanan antar pebisnis atau networking, mengikuti seminar kewirausahaan, dan memahami cara mendapatkan dan mempertahankan konsumen.
Pak Edwin juga memberikan contoh usaha dengan ide sederhana dan modal yang tidak terlalu besar yaitu menjual hasil gambaran di salah satu marketplace dengan harga jual Rp. 2.000 hingga Rp. 4.000. Berita tersebut sempat viral di media sosial, karena yang melakukan ide usaha tersebut yaitu anak-anak yang masih duduk di Sekolah Dasar. Dapat kita lihat bahwasannya kita dapat memulai usaha dari mana saja, asalkan ada niat dan konsisten kedepannya.
Pak Edwin mengutip dari Robert T. Kiyosaki, dalam salah satu bukunya yang berjudul “The Cashflow Quadrant”, terdapat empat cara untuk memanfaatkan uang atau mental seseorang dalam mendapatkan uang, diantaranya sebagai berikut 1). Mental E (Employed), yaitu orang yang memperhatikan aspek kepastian dan jaminan mencari sebuah pekerjaan. Sebagai contoh profesi pada kuadran ini yaitu pegawai yang bekerja tiap hari, mendapatkan gaji perbulan, dan ada masa pensiunnya. 2). Mental S (Self Employed), yaitu orang yang terdapat di dalam kuadran ini merupakan orang yang ulet dan senang mengerjakan segala sesuatu sendirian. 3). Mental B (Business Owner), yaitu orang yang memiliki kuasa besar dan kemewahan serta dapat menyerahkan pekerjaannya kepada orang-orang profesional. Seperti contoh pengusaha. 4). Mental 1 (Investor), yaitu uang yang bekerja untuk anda. Seperti contohnya orang yang menginvestasikan uangnya kepada suatu lembaga atau perusahaan, yang mana hal itu dapat menambah atau menghasilkan uang dari hasil investasi tersebut.
Pada penghujung pemaparan materi, Pak Edwin menyampaikan quotes yang dikutip dari Bob. Sadino, ingatlah bahwasannya“Setinggi apapun pangkat yang dimiliki, Anda tetap seorang pegawai, sekecil apapun usaha yang Anda miliki, Anda adalah bos nya.
NARASUMBER KEDUA
Beralih ke narasumber kedua yang akan disampaikan oleh Evi Sofia, S.E., MBA., yang mengusung topik dalam pemaparan materinya yaitu mengenai “Success Story Womenpreneur”. Women entrepreneur merupakan perempuan yang mampu membuat suatu perubahan atau membawa hal yang baru, serta dapat menciptakan lapangan pekerjaan bagi orang lain- Ujar Evi Sofia-
Menjadi seorang pengusaha wanita merupakan suatu profesi yang tidak semudah ketika kita membalikan telapak tangan, karena banyak tantangan yang bisa saja dihadapi sewaktu-waktu seperti keraguan untuk memulai, merasa ide bisnis tidak memiliki potensial, kerjaan yang terlalu banyak dimana harus mengurusi keluarga dan juga bisnis, kurangnya pengetahuan dalam memulai dan mengelola bisnis, dan kurangnya akses terhadap pinjaman modal usaha. Untuk menghantam semua tantangan yang ada, maka perlu adanya aksi nyata dan perlu belajar dari pengusaha wanita sukses diluar sana. Berbicara mengenai pengusaha wanita sukses, berikut cerita terkait hal tersebut.
Success story yang pertama datang dari wanita yang memiliki usaha dalam bidang industri pada PT. Intradita Prosimpex yang berdiri sejak 1999 hingga saat ini PT tersebut mampu mengekspor barang produksi mereka ke hampir 30 negara di dunia salah satunya seperti Singapura, Malaysia, Australia, New Zealand,Israel, dan China. Perusahaan industri tersebut dapat berkembang pesat hingga saat ini karena kuncinya yaitu harus memiliki sifat teliti, tekun, multitasking, dan sabar serta lemah lembut dalam menghadapi karyawan maupun customer.
Success story kedua yaitu usaha stiker, barang second hand seperti bahan-bahan flanel, tas, sepatu, dan lain-lain dengan distribusi melalui media sosial. Seiring berjalannya waktu usaha bisnis tersebut berkembang dengan pesat dan mampu menampung banyak reseller. Kuncinya yaitu pandai-pandai dalam dalam melihat peluang yang ada dan tekuni suatu passion tertentu hingga mencapai suatu kesuksesan.
Selanjutnya, Bu Sofia juga memberikan 7 tips untuk menjadi seorang womenpreneur yaitu 1). Membangun jaringan. 2). Manajemen waktu yang baik. 3). Mencari inspirasi pengusaha wanita yang sudah sukses. 4). Mencari mentor yang kompeten. 5). Bersosialisasi dan ikut berbagai event. 6). Jangan takut meminta bantuan. 7). Mengelola segalanya dengan penuh perencanaan.
Dipenghujung sesi kedua ini, Bu Sofia menyampaikan closing statement. “Sehebat apapun dan sekompleks apapun bisnis plan yang kita buat, jika tanpa mengimplementasikan atau mempraktekannya maka hal itu akan sia-sia”.
“Semua dari kita adalah pemenang, sukses adalah hak saya, saya bisa melakukan hal-hal yang besar, dan saya bersemangat dan penuh dengan potensi. Hal tersebut merupakan mindset yang harus ditanamkan di dalam diri”.
NARASUMBER KETIGA
Pemaparan materi terakhir disampaikan oleh Dr. (c). Redi Nusantara, ST, M.T. yang mengusung topik “Rahasia Sukses”, yang berprofesi sebagai (CEO dan Founder PT. Rahmi Ida Nusantara).
Sesuai dengan latar belakang Pak Redi sebagai seorang CEO sekaligus founder di salah satu perusahaan, maka pada pemaparan materi menyampaikan terkait delapan tahapan untuk menjadi sukses yaitu 1). Passion, yang mana hal ini akan menjadi kekuatan tersendiri dan yang paling penting dalam sebuah bisnis. 2). Market, hal ini akan menjadi kesempatan jika mampu menganalisa passion yang dimiliki dan target pasar yang hendak dituju. 3). Kemampuan pemasaran, bagaimana melihat seberapa kuat kemampuan pemasaran yang dilihat dari potensi market, konsumen, dan lainnya, kemampuan produksi, kemampuan finansial yang baik untuk mengatur pemasukan dan pengeluaran, kemampuan kerjasama atau teamwork, karena tanpa hal itu usaha bisnis yang dijalankan tidak akan berjalan dengan maksimal, dan kemampuan networking. 4). Keterbatasan, hal ini akan menjadi kelemahan bagi seseorang. 5). Harus memiliki keberanian untuk menjalani suatu bisnis. 6). Jika sudah memiliki usaha bisnis maka perlunya menjaga kepercayaan stakeholder. 7). Setiap proses yang dijalani pasti memiliki masalah, maka dari itu kita harus belajar dan memberikan solusi dari masalah tersebut agar kesalahan yang terjadi tidak terulang kembali dan kedepannya menjadi lebih baik. 8). Harus bangkit dari kegagalan dan terus berusaha untuk mencapai kesuksesan.
“Maka dari itu, jika kita ingin memulai usaha bisnis, segera praktekan dan jika gagal terus bangkit dan jangan mudah menyerah, karena sukses itu mahal” -Ujar Pak Redy-