Logo Universitas Pertamina
ID / EN
Berita Kampus

(Universitas Pertamina) Cipta Karsa : Energy For Regional Prosperity


Published by: Universitas Pertamina Sabtu, 15 Januari 2022
Dibaca: 573 kali
Jakarta, 15 January 2022 - Terdapat keterikatan yang kuat antara manusia dengan energy, dimana manusia tidak dapat lepas dari energy. 

 CEO of Migas Hulu Jabar ONWJ, Bapak Ryan Alfian Noor  memberikan kuliah umum pada seminar daring Cipta Karsa bertajuk “Energy For Regional Prosperity” berbagi ilmu seputar energi untuk kemakmuran daerah dan bagaimana rencana energi masa depan. Dalam taglinenya Ryan Alfian Noor menjelaskan “Energy For Regional Prosperity Energi Untuk Kemakmuran Daerah ini bukan tagline semata, melainkan harapan dan aksi nyata yang dilakukan dari Dandan Usaha Milik Daerah (BUMD) Jabar” Ujar Ryan Alfian Noor selaku CEO of Migas Hulu Jabar ONWJ dalam seminar Cipta Karsa yang dilaksanakan di Universitas Pertamina secara daring, Sabtu (15/1).

Ryan Alfian Noor menjelaskan bahwa saat manusia bicara soal energi maka saat itu juga manusia berbicara soal empat ketahanan energi yaitu yang pertama Availability, dimana ketersediaan ini memiliki keberagaman dan perbedaan ketersediaan energi antar daerah. Kedua yaitu  Affordability, setiap daerah memiliki keterjangkauan yang berbeda  sehingga tidak semua daerah bisa menjangkau energi tertentu, hal tersebut menyebabkan daerah tidak dapat mengandalkan energi tertentu saja. Ketiga yaitu Accessibility, setiap daerah memiliki akses yang berbeda sesuai dengan posisi daerah. Saat telah terpenuhinya availability and   affordability maka perlu dilihat akses yang ada karena energi melewati tahap akses dengan tahap berangsur. Dan yang keempat yaitu Acceptability dengan upaya pemanfaatan sektor yang ada agar dapat diterima. 

Ryan Alfian Noor juga menjelaskan bahwa business tidak hanya hanya melihat kondisi kemarin dan saat ini, melainkan perlu melihat juga trend untuk masa depan. Rencana Energy Masa Depan telah memprediksi dan menetapkan penggunaan energi pada tahun 2025. Pada tahun 2025 diperkirakan akan ada penurunan konsumsi minyak bumi yang semula 45% menjadi 25%. Telah ditetapkan beberapa target mengenai energi baru terbarukan dimana pada 2015 sebesar 5% menjadi 23% di tahun 2025, batu bara semula 26% menjadi 30%, dan gas bumi yang semula 23% mengalami penurunan 1% menjadi 22%. 

Selain menjelaskan rencana masa depan tahun 2025, Ryan Alfian Noor menjelaskan mengenai “Proyeksi Produksi Minyak dan Gas tahun 2050” dengan target 1 juta barel di tahun 2030 dengan upaya eksplorasi lahan minyak dan gas yang baru agar memiliki cadangan minyak dan gas yang lebih besar lagi.

Pada pemaparannya pada seminar daring Cipta Karsa yang bertajuk “Energy For Regional ProsperityRyan Alfian Noor menyampaikan bahwa terdapat upaya salah satunya dari Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang perlu menjadi roda penggerak perekonomian sehingga tidak hanya sebagai perusahaan mencari profit mencari keuntungan semata tapi juga dapat menjadi multiplier effect untuk daerahnya, artinya apa yang sudah diinvestasikan oleh daerahnya maka perlu kembali lagi pada daerah dengan berbagai bentuk seperti dividen, pendapatan asli daerah (PAD), ataupun corporate responsibility merupakan kontribusi daerah seperti ekonomi, lingkungan, dan lain sebagainya. Pendapatan yang dihasilkan dibagi untuk CSR, pendapatan aset daerah dan sebagian lagi untuk cadangan usaha. Cadangan usaha milik BUMD dipakai untuk mengembangkan bisnis lainnya, maka perusahaan menggeser paradigma dengan melihat beberapa potensi dan melakukan investasi tenaga hidro di Jawa Barat, dan lain sebagainya sehingga tidak hanya mencari keuntungan tapi juga dapat membawa manfaat langsung ataupun tidak langsung untuk daerah.  

Thumbnail
Bagikan:
Bagikan ke WhatsApp
Bagikan ke Facebook
Bagikan ke X
Bagikan ke Telegram
Bagikan ke LinkedIn

Tinggalkan Balasan
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalan UU ITE

© 2025 Universitas Pertamina.
All rights reserved