Jakarta, 9 November 2021 - Penumpukan gas rumah kaca dapat menyebabkan pemanasan global dan perubahan iklim sehingga dapat mengganggu kehidupan manusia. Berdasarkan data dari World Research Institute (WRI) menyebutkan bahwa Indonesia berada di rangking ke delapan dari sepuluh negara penyumbang emisi Gas Rumah Kaca (GRK) terbesar di dunia.
Pada 6 November 2021, seminar mingguan yang bertajuk ‘Cipta Karsa’ yang bertemakan Energy transition agenda for corporate - trends and opportunities membahas agenda transisi energi yang sangat bepengaruh dalam segi kehidupan manusia.
Dalam pemaparannya, Eka Satria sebagai Presiden Direktur Medco Energi Power mengatakan terjadi perubahan iklim sehingga penting untuk mewaspadainya “ Untuk konteks di Indonesia sendiri yang mana diperkirakan pada tahun 2021 hingga tahun berikutnya banyak daerah yang akan tenggelam, untuk kita kita harus mewaspadai fenomena ini” Ungkap Eka Satria dalam seminar daring Universitas Pertamina, Sabtu (06/11).
Eka juga menjelaskan bahwa Pemerintah menargetkan nol emisi karbon atau net zero emission pada 2060 mendatang yang mana tindakan ini penting untuk dilaksanakan” Artinya semua energi atau karbon yang kita keluarkan harus netral dan melakukan tindakan yang tepat dalam melakukan penurunan emisi” Pungkasnya.
“Sesuai dengan arahan pemerintah dalam menurunkan emis GRK 29% (kemapuan sendiri) dan 41% (bantuan internasioanl di tahun 2030 sesuai dengan NDC (National Determine Contribution), untuk itu perlu dilakukannya komitmen dalam penurunan emisi” Tambahnya.
Adapun komitmen Indonesia dalam penurun emisi dengan melakukan tindakan sebagai berikut : 1) Peningkatan dan Pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT), 2) Pengurangan Energi Fosil , 3) Penggunaan Kendaraan listrik disektor transportasi, 4) Peningkatan pemanfaatan listrik pada rumah tangga dan industri, 5) Pemanfaatan Carbon Capture and Storage (CCS).