Jakarta, 2 April 2023 - Universitas Pertamina kembali menggelar sesi webinar Inspiring Lecture pada Sabtu (01/04). Pada sesi kali ini, dengan mengusung tema Pertamina's Downstream Business Challenges Abroad, hadir sebagai narasumber, Beny Harto Wijaya, selaku President Director PT Pertamina International Timor SA (PITSA).
PITSA, menurut narasumber yang akrab disapa Beny ini, sudah berdiri sejak tahun 1984 di Timor Leste. Perusahaan ini bergerak di bidang downstream atau pada produk-produk hilir dari hasil produksi kilang minyak dan gas seperti lubricants, LPG, bahan bakar bensin dan diesel, bahan bakar pesawat dan sebagainya.
Di Timor Leste, PITSA memiliki berbagai macam fasilitas penunjang seperti area penerimaan BBM (jetty), tangki penyimpanan BBM, dan SPBU. “Hingga saat ini, PITSA beroperasi di 14 distrik di Timor Leste dengan total 66 SPBU yang mayoritasnya berada di Dili, yakni 34 SPBU,” ujar Benny melalui platform Zoom, Sabtu (01/04).
Selama beroperasi di Timor Leste, menurut Benny banyak tantangan yang dihadapi oleh PITSA, utamanya terkait pemasaran produk karena kondisi sosial ekonomi masyarakat Timor Leste yang berbeda dengan masyarakat Indonesia.
Dalam pemasaran produk LPG, kondisi bisnis masih berada di tahap growth dan tidak banyak memiliki kompetitor. Hal ini disebabkan mayoritas penduduk Timor Leste masih menggunakan kayu bakar sebagai bahan bakar utama untuk memasak. Hingga saat ini masih sedikit sekali masyarakat yang mengadopsi LPG sebagai bahan bakar.
Untuk industri bahan bakar minyak (BBM), sebut Benny, PITSA telah berada di tahap shakeout di mana bisnis pemasaran BBM lebih kompetitif dibandingkan pemasaran LPG. Sedangkan pada bisnis lubricants, kondisi pasar dan keuntungan yang dihasilkan telah berada di tahap yang stabil.
“Selain tantangan pada pasar, kami juga mendapati kendala yang berkaitan dengan bahasa, di mana bahasa yang digunakan oleh mayoritas penduduk Timor Leste adalah Bahasa Inggris dan Bahasa Portugis, sedangkan para staf yang berasal dari Indonesia tidak semua bisa berbahasa inggris,” jelasnya.
Dari berbagai tantangan yang dihadapi oleh PITSA dalam berbisnis di luar negeri, menurut Benny, salah satu cara yang bisa dilakukan untuk menghadapinya adalah dengan memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi. Kemampuan tersebut bisa didapat dengan cara terus belajar. “Ilmu pada dasarnya selalu berkembang dengan cepat, maka dari itu, jangan pernah berhenti belajar meski ke depannya adik-adik sudah lulus kuliah,” tutup Benny.