Jakarta, 27 Desember 2022 - Saat ini adalah sebuah era ketidakpastian, hal apapun dapat terjadi termasuk berkaitan dengan ketahanan energi. Hal ini menyebabkan setiap negara di dunia tengah berupaya untuk mampu menyediakan energi yang terjangkau, bersifat berkelanjutan, dan tentunya bersifat ramah terhadap lingkungan, demi keberlangsungan energi untuk generasi mendatang.
Dalam kesepakatan G20, Energy Security menjadi poin penting yang harus dicapai oleh semua negara termasuk Indonesia. Namun, untuk dapat mencapai ketahanan energi terdapat banyak sekali tantangan yang harus dihadapi. Tantangan ini termasuk dari kebutuhan masyarakat, teknologi, keterjangkauan energi, efisiensi sampai pada diversifikasi energi. Oleh karena itu, diperlukan berbagai strategi untuk mencapai ketahanan energi yang mana harus sejalan dengan target Indonesia untuk mencapai Net Zero energi di tahun 2060.
Hal tersebut diungkapkan oleh Dr. Oki Muraza, S.T.,M.Sc., selaku Senior Vice President Research Technology and Innovation PT Pertamina (Persero) dalam kegiatan Simposium Program Studi Hubungan Internasional Universitas Pertamina, Jumat (23/12) dengan topik “G20 Indonesia and The Future of Energy Transition”. Dalam kesempatan ini, ia menyampaikan bahwa terdapat berbagai masalah pelik yang menjadi tantangan Indonesia untuk mencapai ketahanan energi dengan bentuk transisi yang ramah lingkungan.
"Pertamina berusaha untuk membuat policy recommendation yang memang dibutuhkan oleh negara-negara G20 agar bisa menyambut energy transition dengan tetap meng-cover bidang yang dibutuhkan saat ini" ungkapannya. Oki menekankan bahwa PT Pertamina telah terlibat di G20 di Transforms Energy Sustainability and Climate dengan berbagai macam strategi yang telah disusun dan mulai dijalankan oleh PT Pertamina (Persero).
Oki menyatakan terdapat 3 prioritas untuk transisi energi saat ini yaitu; bagaimana mengamankan energi dan memberikan accessibility pada masyarakat untuk menikmati energi terbaru; ketersediaan clean energy technology; terakhir adanya clean energy finance and investment. Ketiga poin ini sangat penting, karena dalam membahas energi tidak akan pernah lepas dari ketiga permasalahan ini.
PT Pertamina memiliki dua bentuk strategi yang digunakan untuk menyiapkan Indonesia yang secure terhadap energi dan memiliki energi yang ramah lingkungan. Pertama dengan mengaplikasikan dekarbonisasi. Dalam hal ini PT Pertamina telah menargetkan adanya peningkatan kapasitas Geothermal, mengembangkan hydrogen, EV Battery and Energy storage system, fuel switching, green refinery, bio energy, circular carbon economy, dan new renewable energy.
Kedua, PT Pertamina juga mendukung adanya bisnis yang berbasis Green Energy dengan salah satu strateginya adalah Carbon Knowledge Hub yang di kembangkan bersama Bloomberg dengan tujuan menarik komunitas baru di net zero emission.
"Juga sangat penting dalam energi transisi ini adalah bagaimana kita memanfaatkan potensi energi yang sangat besar di Indonesia” ungkapnya. Oki juga menyatakan bahwa PT Pertamina terus berupaya dalam mencapai target yang telah ditetapkan. Pertamina mendukung energi bersih dengan memaksimalkan berbagai potensi yang ada di Indonesia. Beberapa yang telah di kembangkan adalah Biofuel, Zero Flaring, Biomethane, Bioethanol, implementasi CSS dan CCUS yang telah dikembangkan di pulau Jawa serta memaksimalkan Geothermal untuk kebutuhan listrik.
"Kita berharap mudah-mudahan Indonesia sebagai tuan rumah di G20 kemarin bisa lebih banyak lagi menerapkan teknologi-teknologi yang affordable yang nanti akan meningkatkan bauran renewable energi di rancangan energi kita" ungkap Oki sebagai penutup. (MY)
