PETROLIDA 2023 (Petroleum Integrated Days) merupakan ajang kompetisi desain fracturing fluid berfokus pada bidang perminyakan yang menguji kemampuan mahasiswa dalam melakukan analisis dan realisasi untuk membuat maupun merancang campuran cairan rekahan yang sesuai dengan mengoptimalkan produksi sumur berdasarkan kasus yang diberikan.
PETROLIDA 2023 kali ini mengusung tema "Enhancing Oil and Gas Production Efficiency Through a Modern Fracking Approach to Sustain Future Energy Supply and Maintain the Safety of the Environment". Kompetisi ini dilaksanakan secara luring di Surabaya.
Fracturing fluid merupakan proses di mana cairan khusus ditekan ke dalam formasi batuan bawah tanah untuk memecahkan batuan tersebut. Fracturing fluid berperan penting dalam memungkinkan ekstraksi Sumber Daya Alam (SDM) seperti minyak dan gas bumi dari reservoir bawah tanah yang keras atau padat. Penggunaan fracturing fluid bertujuan untuk menciptakan tekanan tinggi yang cukup untuk menghasilkan retakan atau celah dalam batuan bawah tanah, memungkinkan minyak atau gas untuk mengalir lebih mudah ke dalam sumur, serta untuk meningkatkan produktivitas sumur-sumur yang mendalam atau sulit diakses.
Pada lomba tersebut setiap tim diharuskan untuk membuat makalah berdasarkan kasus yang telah diberikan, kemudian setiap tim melakukan analisis kasus, membuat desain fracturing fluid melalui software, dan mengujinya kembali di laboratorium. Kemudian hasil tersebut dipresentasikan di hadapan juri profesional untuk melihat kinerja desain karya yang dihasilkan oleh setiap peserta.
Mahasiswa Program Studi Teknik Perminyakan yang terdiri dari Rafi Rizki Romadhoni, Labiib Alhuda dan Surya Arif Wibowo S mengikuti ajang kompetisi PETROLIDA. Mereka tergabung dalam tim yang diberi nama LAPLACE. LAPLACE membawa ide inovasi dengan judul karya "Memaksimalkan Produksi di Sumur XX-11: Desain Stimulasi Pengasaman Matriks yang Optimal dan Efisien Secara Ekonomi Menggunakan STIMCADE."
"Sumur Charlie-X memerlukan stimulasi untuk memulihkan sumber daya hidrokarbon. Pada saat itu, Sumur Charlie-X sedang menghadapi tantangan potensial seperti, penghalang serpih tebal diatas dan dibawah zona reservoir. Sehingga tim kami merancang fluida rekahan yang sesuai dengan data yang diberikan dengan mempertimbangkan dari sisi lingkungan dan ekonomi. Stimulasi yang dilakukan tersebut merupakan teknik memperbaiki sumur untuk meningkatkan permeabilitas yang rusak pembentukannya sehingga dapat memberikan laju produksi yang tinggi," jelas Rafi Rizki Romadhoni. Berkat ide inovasi tersebut Tim Laplace mampu menduduki posisi ke 2 dengan skala kompetisi internasional.
"Pada PETROLIDA 2023 Tim Laplace berkesempatan untuk memberikan kontribusi di dunia minyak dan gas dengan menciptakan sebuah inovasi di dunia akademisi yang sesuai dengan rumpun Program Studi Teknik Perminyakan. Saya harap keberhasilan ini menjadi inspirasi untuk anggota tim dan mahasiswa UPER lain untuk berani berpartisipasi dalam perlombaan dan mencapai prestasi lebih tinggi sehingga reputasi program studi dan kampus dapat mencapai top uni-global sesuai dengan tagline Universitas Pertamina "Be Global Leaders," Ucap Rafi. [NA].