PHP2D atau Program Holistik Pembinaan dan Pemberdayaan Desa
merupakan kegiatan pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa
melalui Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) ataupun Himpunan Program Studi (HMPS)
yang dinaungi langsung oleh Ditjen Dikti. Tujuan dari PHP2D adalah sebagai
wadah untuk menumbuhkan rasa peduli serta kontribusi kepada masyarakat di desa
agar terbangun desa binaan yang aktif, berwirausaha, mandiri dan sejahtera.
Keuntungan dari program ini adalah adanya pengimplementasian ide, gagasan dan
ilmu pengetahuan kepada masyarakat secara langsung yang merupakan wujud nyata
pengamalan dari salah satu Tri Dharma perguruan tinggi.
Sobat muda kita, Abid Naufal Khairan bersama timnya sebagai
perwakilan dari Himpunan Mahasiswa Teknik Lingkungan (HMTL) Universitas
Pertamina berhasil lolos dan mendapatkan pendanaan dari Dikti dengan program
yang diusulkan yaitu “Maggot Recycle Center”, Pengembangan Budidaya Maggot dan
Turunannya Sebagai Peningkatan Ekonomi Pemuda Desa Simpang Kota Bingin,
Kecamatan Merigi, Kepahiang”. Ini merupakan sebuah pencapaian yang patut
diapresiasi karena dari seluruh ormawa (organisasi mahasiswa) di Indonesia
hanya 563 ormawa saja yang mendapatkan pendanaan ini dan sebagai perwakilan
satu-satunya dari Universitas Pertamina.
Terdapat sedikit cerita dari sobat muda kita mengenai desa
binaannya. Beberapa alasan mengapa desa ini dipilih yaitu karena adanya pandemi
Covid-19 yang berdampak langsung bagi perekonomian setempat. Adapun masalah
lain yaitu banyaknya sampah organik dari petani yang menumpuk. Di Desa Simpang,
sudah ada pengelolaan sampah menggunakan maggot yang menjadikannya peluang
untuk ekonomi kreatif yang dapat memberikan pemasukan untuk desa ini.
Harapan dari sobat muda kita ini bagi desa binaannya yaitu agar
masyarakat desa terutama bagi pemuda agar dapat bangkit dari keterpurukan
Covid-19 dan dapat melihat berbagai macam peluang yang dapat menghasilkan
pemasukan bagi mereka. Program ini diharapkan dapat menjadi suatu penguatan
ekonomi melalui ekonomi kreatif serta dapat menjadi contoh bagi desa-desa
lainnya agar dapat bangkit dari keterpurukan