Jakarta, 20 September 2025 – Industri perfilman Indonesia terus bertumbuh pesat. Data Cinepoint mencatat jumlah penonton bioskop nasional pada 2024 mencapai sekitar 126 juta orang, salah satu capaian tertinggi sepanjang sejarah. Angka ini menandakan meningkatnya minat masyarakat terhadap film dan membuka peluang bagi sineas muda untuk menghadirkan karya yang relevan dan berkualitas.
Di tengah momentum itu, produser film Charles Gozali hadir dalam Awarding Day MOVE UPER Festival 2025 yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Komunikasi (HIMAKOM) Universitas Pertamina (UPER) pada Sabtu, 20 September 2025 di GOR ABC Universitas Pertamina untuk berbagi pandangan. Baginya, film bukan sekadar hiburan.
“Apa yang kita tampilkan itu budaya, sesederhana menampilkan cara makan, apakah memakai piring atau daun. Rukyah itu bagian dari budaya. Bisa dipandang baik, bisa juga dipandang negatif. Tantangannya adalah bagaimana film mengajak penonton berpikir, bukan menggurui. Film yang hanya mengajarkan budaya secara gamblang belum tentu menarik penonton, maka kita perlu mencari ide-ide yang relevan dan hype supaya audiens merasa penting untuk menonton. Film seharusnya membuat penonton pulang dengan perasaan tercerahkan dan bersyukur,” ujar Charles Gozali di hadapan puluhan peserta.
Charles kemudian mencontohkan film Kodrat yang mengangkat tema rukyah, sebuah praktik keagamaan yang sarat nilai budaya. Untuk memastikan cerita digarap dengan sensitif, tim produksinya melibatkan pendampingan dokter, Nahdlatul Ulama, dan ustaz sejak tahap riset. Charles menegaskan bahwa perubahan pola menonton masyarakat juga menuntut sineas untuk lebih kreatif dalam meramu cerita sehingga tetap relevan, berdaya jual, dan menginspirasi penonton.
Charles juga berbagi pengalaman saat memproduksi Sobat Ambyar. Dua minggu sebelum tayang, pandemi COVID-19 melanda dan Didi Kempot meninggal dunia, membuatnya merenung. “Dari situ saya belajar bahwa sineas boleh berubah arah. Buat kesalahan, lalu pelajari,” ujarnya. Charles juga pesan agar sineas muda banyak berlatih, magang, dan memastikan film yang dibuat memiliki daya jual.
Ketua Pelaksana MOVE UPER Festival 2025, Giusto Nur Rais, mahasiswa Prodi Komunikasi angkatan 2023, turut menyampaikan rasa bangganya atas suksesnya acara ini. “Kami ingin festival ini menjadi wadah nyata bagi generasi muda untuk berekspresi dan bereksperimen. Kehadiran Mas Charles Gozali memberi semangat baru bagi kami untuk terus berkarya dan percaya bahwa karya mahasiswa bisa punya dampak besar bagi industri film,” ujarnya.
Ketua Program Studi Komunikasi Universitas Pertamina, M. Nur Ahadi, mengapresiasi inisiatif mahasiswa yang berhasil menghadirkan festival film dengan kualitas acara yang setara profesional.
“Kegiatan seperti ini tidak hanya mengasah keterampilan teknis mahasiswa dalam produksi film, tetapi juga membangun empati, kerja sama, dan kepekaan budaya. Ini adalah salah satu cara Universitas Pertamina mendukung mahasiswa agar siap bersaing di industri kreatif,” ujarnya.
Dengan kombinasi diskusi inspiratif, keterlibatan praktisi profesional, dan kompetisi kreatif, MOVE UPER Festival 2025 menunjukkan bahwa generasi muda Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi penggerak industri film nasional. Universitas Pertamina berharap festival ini akan terus menjadi ruang bagi sineas muda untuk bereksperimen, berjejaring, dan menciptakan karya yang membawa perubahan positif.