Jakarta, 24 Juni 2022 - Program Studi Hubungan Internasional melaksanakan kuliah umum yang dilaksanakan secara daring. Kuliah umum tersebut mengangkat topik terkait Kebijakan Luar Negeri Indonesia Pada Forum G20. Kuliah umum ini menghadirkan YM Dubes. Dr. Dian Triansyah Djani, selaku Presiden DK PBB 2019-2020.
G20 merupakan forum kerja sama multilateral yang terdiri dari 29 negara utama dan Uni Eropa (EU) yang memiliki kelas pendapatan menengah hingga tinggi, negara berkembang sehingga negara maju (g20.org).
YM Dubes. Dr. Dian Triansyah Djani menyebutkan anggota-anggota atau negara yang terlibat dalam G20, seperti Australia, Argentina, Brazil, Kanada, Tiongkok, Uni Eropa, Prancis, Jerman, India, Indonesia, Italia, Jepang, Meksiko, Russia, Arab Saudi, Afrika Selatan, Korea Selatan, Tukri, Inggris, dan Amerika Serikat.
“G20 Indonesia dimulai sejak 1 Desember 2021 sampai akhir tahun 2022 pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT). Tema yang diangkat pada G20 yaitu “Recover Together, Recover Stringer”. Melalui tema ini, Indonesia mengajak seluruh elemen lapisan masyarakat untuk saling peduli satu sama lain baik sesama manusia maupun lingkungan sekitar, saling berkolaborasi, bekerja sama, dan berkelanjutan untuk memulihkan perekonomian negara”, ungkap YM Dubes. Dr. Dian Triansyah Djani .
Terdapat dua isu besar yang akan dibahas dalam Forum G20, yaitu Finance Track dan Sherpa Track. Finance Track merupakan isu yang berkaitan dengan keuangan dan moneter yang berfokus pada hal-hal seperti kebijakan fiskal, moneter, riil, investasi infrastruktur, regulasi keuangan, pajak, dan sebagainya.
Sedangkan Sherpa Track merupakan pembatasan terhadap isu yang cakupannya lebih luas dari keuangan, seperti anti korupsi, pendidikan, lingkungan, pariwisata, energi berkelanjutan, lapangan kerja, ekonomi digital, pemberdayaan perempuan, urusan luar negeri, dan masih banyak lagi (g20.org).
YM Dubes. Dr. Dian Triansyah Djani menjelaskan bahwa isu yang menjadi prioritas dalam form pembahasan G20 yaitu penguatan arsitektur kesehatn global, transformasi digital, dan transisi energi.
Dalam Forum G20, Indonesia berperan aktif pada bidang seperti berikut ;
1. Global Expenditure Support Fund (GESF), dukungan dalam hal mengamankan anggaran nasional dalam krisis ekonomi.
2. Conncetivititly Alliance (GICA), mendukung konektivitas melalui kooperasi dan sharing knowledge.
3. Inclusive Digital Economy Accelerator (IDEA HUB), pertukaran ide sesama startup unicorn dari negara yang terlibat di G20.
G20 memiliki banyak manfaat yang didapatkan Indonesia seperti mendapatkan kesempatan untuk membuktikan kepemimpinan Indonesia di kancah internasional khususnya dalam pemulihan ekonomi global, memperkenalkan pariwisata dan produk lokal unggulan Inodnesia di kancah internasional, dan membangkitkan perekonomian Indonesia.
Selama kegiatan kuliah umum ini, mahasiswa aktif dalam menjawab pertanyaan dan merespon narasumber. Abd Azis, Mahasiswa Hubungan Internasional Angkatan 2020, salah satunya.
"Sebuah pengalaman yang sangat berharga bisa mengikuti kuliah langsung dari duta besar tetap Indonesia untuk PBB. Tentunya karena beliau sudah punya karir yang malang melintang di dunia per-diplomat-an, jadi kami sebagai akademisi yang nantinya juga terjun ke lapangan dapat gambaran secara jelas dari beliau". kata Azis. [NA]