Pada era digital ini, anak-anak tentu terpapar dengan berbagai pilihan tontonan. Sehingga penting bagi kita untuk memilih dan mengawasi konten yang dikonsumsi oleh para anak. Konten yang layak ditonton tentu merupakan konten yang cerdas dan mendidik bagi mereka. Salah satu bentuk upaya mendidik anak-anak dalam memilih tontonan mereka adalah dengan melaksanakan Kampanye Literasi Media, seperti yang telah dilakukan oleh Mahasiswa Program Studi Komunikasi Universitas Pertamina.
Mahasiswa Program Studi Komunikasi Universitas Pertamina angkatan 2022 telah melaksanakan kegiatan Kampanye Literasi Media pada 17 Juni 2022 di SDN 03, Cipulir. Kampanye Literasi Media kali ini mengusung tema ‘’Konsumsi Tontonan Sehat, Ciptakan Generasi Hebat’’.
Pelaksanaan kampanye ini dilakukan oleh kelompok 3 dalam Mata Kuliah Literasi Media, yang beranggotakan Tsania Zakiyatus Salsabila, Ngazha Syafania Munawir Putri , Alwysius Silvio Berlusconny, Lintang Eskha Aurellia, Alya Zahra Jauza, Gortap Runggu Marsahala Tua S, Muhammad Zahran, Utravinof Sujana Kusuma, Yuvensyah Windra, Putri Ayu Nababan, dan Callista Zafirah. Pembahasan dalam kampanye ini berisi tentang tontonan televisi dan youtube yang baik untuk anak-anak.
Tema dalam kampanye ini diusung karena menurut kelompok 3 saat ini banyak sekali tontonan atau acara televisi yang dikemas dalam genre kartun menampilkan berbagai bentuk kekerasan dan bullying.
“Saat ini banyak sekali serial animasi ataupun kartun yang seharusnya menjadi konsumsi anak-anak memperlihatkan berbagai adegan kekerasan. Bukan hanya tindakan kasar, kata-kata kasar pun sering terdengar dari kartun itu. Sangat buruk untuk ditonton anak-anak,” ujar Zahran.
Televisi dan youtube sebagai platform utama untuk menikmati konten tentu harus membatasi berbagai tindakan yang tidak layak untuk ditayangkan, terutama bagi anak kecil. Usia anak-anak merupakan usia tumbuh kembang, sehingga penting untuk memperhatikan kualitas tontonan mereka. Terutama penggunaan gadget yang kian banyak digunakan oleh anak-anak tentu dapat memberikan efek negatif bila memilih tontonan yang salah.
“Kami menemukan sebuah riset dari tirto.id bahwa media televisi itu konsumen terbanyaknya berasal dari anak SD. Kami juga nambah youtube karena mereka kan baru peralihan dari sekolah daring jadi baru pegang gadget nih jadi mereka mulai mengenal aplikasi, salah satunya youtube.” ujar Syafa.
