Fenomena pemanasan global sejak puluhan tahun belakangan ini masih menjadi permasalahan yang belum bisa diatasi dengan sangat baik, termasuk di Indonesia. Menurut laporan National Aeronautics and Space Administration (NASA), pada 2022 suhu permukaan bumi naik 0,89 derajat Celcius dibandingkan suhu rata-rata tahunan.
Melihat fenomena tersebut semakin krusial membuat berbagai negara di dunia mulai mengambil kebijakan termasuk Indonesia. Pada 2015 silam melalui Perjanjian Paris, Indonesia dan negara yang terlibat lainnya berkomitmen untuk membatasi kenaikan suhu global sampai di angka minimum 1,5 derajat Celcius dan di bawah 2 derajat Celcius agar terwujudnya Net Zero Emission (NZE). Selain itu, pemerintah juga berupaya menciptakan teknologi untuk menangkap emisi CO2. Teknologi tersebut bernama Carbon Capture Storage (CCS), namun biaya teknologi tersebut sangat mahal.
Menangkar hal tersebut melalui ajang kompetisi AIChE Indonesia Student Conference (AISC) 2023 kategori poster ilmiah yang diselenggarakan oleh Aiche pusat. Kompetisi ini diperuntukan untuk mahasiswa tingkat Asia Tenggara. BTEX Team (Benzena, Toluena, Etilen, Xylene) merupakan salah satu peserta dari UPER yang mengikuti kompetisi tersebut. BTEX Team beranggotakan mahasiswa dari Program Studi Teknik Kimia yang terdiri dari Ahmad Hardiyansyah, Jason Lim, Gahara Naufal Rayhan, Hadi Fauzi, dan Azizah Hanif Ainiyyah.
Pada kompetisi AISC tersebut, BTEX menciptakan inovasi ide berupa "Algae RANGER, CCUS berbasis mikroalga Spirulina sp." Keunggulan inovasi penggunaan mikroalga Spirulina sebagai solusi Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCUS) serta bahan baku biofuel adalah kontribusinya dalam mengurangi emisi CO2 serta pemanfaatan biomassa yang berkelanjutan untuk energi hijau. Spirulina mampu menyerap CO2 saat tumbuh dan mengubahnya menjadi biomassanya sendiri. Biomassa Spirulina ini kemudian dapat diolah menjadi biofuel yang ramah lingkungan dan membantu mengurangi ketergantungan pada sumber energi fosil. Melalui inovasi itu Tim BTEX berhasil menggandeng juara ke-2.
"Universitas Pertamina sebagai kampus yang berorientasi pada bidang energi sudah tentu pastinya pada pembelajarannya di beberapa mata kuliah membahas terkait energi, salah satunya energi baru dan terbarukan hingga cara mengurangi emisi CO2. Di UPER juga sering mengadakan webinar terkait energi dan sejenisnya. Hal-hal semacam itu tentunya sangat bermanfaat bagi tim kami dalam pembuatan poster ilmiah di ajang kompetisi ini," ucap Ahmad Hardiyansyah. [NA].