ev.universitaspertamina.ac.id —
Pada pertengahan November 2016, Program Studi Teknik Lingkungan Universitas
Pertamina menggelar kuliah tamu dengan tema energi nuklir. Dr. Eng. Mochamad
Adhirga Pratama, S.T., M. T. adalah seorang lulusan ITB, sebagai Postdoctoral
Fellow dari Japan Atomic Energy Agency (JAEA), Japan. Beliau menyampaikan hal yang
menjadi salah satu pengalaman dalam kehidupannya sebagai postdoctoral selama
di Jepang. Kuliah tamu ini merupakan salah satu wujud dari agenda
mata kuliah Pengantar Teknik Lingkungan dan Perubahan Iklim. Materi yang
disampaikan Bapak Adhirga lebih spesifik terhadap Bahan Radioaktif dan Energi
Nuklir. Sebelum penyampaian materi di dalam kelas, beliau melemparkan
pertanyaan kepada seluruh Mahasiswa Teknik Lingkungan angkatan 2016. “Apakah
kalian setuju dengan sumber daya energi nuklir? Jelaskan alasannya”. Berbagai
opini muncul dari setiap Mahasiswa Teknik Lingkungan, beberapa setuju namun tak
jarang ada yang tak sependapat. Selama pemaparan materi dan pengalaman yang
disampaikan, seluruh mahasiswa menyimak dengan baik. Terlebih karena ini
merupakan kali pertama Mahasiswa Teknik Lingkungan 2016 mendapatkan materi
mengenai nuklir.

Dr. Eng. Mochamad Adhirga
Pratama, S.T., M. T. memaparkan materi mengenai energi nuklir kepada
Mahasiswa Teknik Lingkungan 2016
Cara pengolahan energi nuklir
dan pemanfaatannya di bidang energi yang terolong zero emission atau
tidak menghasilkan emisi menjadi awal pembahasan dalam pemaparan materinya.
Banyak hal disampaikan oleh Bapak Adhiraga, mulai dari kekurangan dan kelebihan
yang beliau ungkap sesuai fakta dan pengalamannya, juga tentang reaksi yang
terjadi saat pembentukan energi nuklir, dan beberapa tingkat keamanan dalam
sistem pengelolaan energi nuklir. Salah satu hal yang menarik dalam
penyampaiannya adalah ketika beliau menceritakan pengalamannya dalam masa
penelitian pasca ledakan reaktor nuklir di Fukushima. Berbagai riset dan
penelitian yang dilakukan ditanggung oleh pemerintah Jepang sebagai wujud dari
upaya penanggulangan bencana ledakan reaktor nuklir tersebut. Selain itu,
beliau memaparkan perkiraan masa depan pengembangan energi nuklir di Indonesia.
“Ternyata nuklir nggak seseram
itu ya. Saya pikir nuklir itu suatu zat berbahaya yang hanya bisa digunakan
untuk membuat senjata mematikan. Namun sisi baiknya ternyata luar biasa. Nuklir
bisa menjadi sumber energi yang bahkan lebih efisien dan ramah lingkungan dibandingkan
dengan sumber energi lainnya.” Ungkap Khansa, salah satu peserta dalam kuliah
tamu ini.
Pada akhir sesi pemaparan
materi, Bapak Adhiraga kembali menanyakan kepada seluruh Mahasiswa Teknik
Lingkungan 2016 mengenai tanggapan mereka terhadap energi nuklir setelah
mengikuti kuliah tamu dan menuliskannya pada secarik kertas. Setiap mahasiswa
memiliki tanggapannya masing-masing, ada yang menjadi setuju bila energi nuklir
diaplikasikan di Indonesia, namun beberapa juga memiliki pendapat yang berbeda. (Tim
Jurnalis TL/Rahajeng & Stacia)