Logo Universitas Pertamina
ID / EN
Berita Kampus

Banyak Jiwa Gugur dalam Peristiwa Gaza, Prodi HI Gelar Seminar Geopolitik


Published by: Universitas Pertamina Jumat, 29 Desember 2023
Dibaca: 474 kali
Melansir data dari Al Jazeera pada Desember 2023, tercatat bahwa jumlah korban tewas  dalam peristiwa penyerangan di Gaza, Palestina mencapai 19.453 jiwa. Al Jazeera juga melaporkan bahwa jumlah korban yang terluka sebesar 52.286 orang dengan korban hilang sebesar 8.000 orang. Tidak hanya itu, angka korban dari negara Israel juga cukup besar hingga mencapai korban tewas sebanyak 1.139 jiwa dan 8.730 orang yang terluka. Peristiwa ini menjadi isu yang terus diperdebatkan dalam forum PBB. Riyad Mansour selaku duta besar Palestina untuk PBB bahkan menekan Majelis Umum PBB untuk segera mengambil sikap dalam penyerangan berkelanjutan tersebut. 

Peduli dengan isu global, Program Studi Hubungan Internasional Universitas Pertamina menggelar acara “Multidimensional Perspectives on Gaza Crisis” di Ruang Auditorium, Gedung Griya Legita Universitas Pertamina. Acara ini diikuti oleh Mahasiswa Universitas Pertamina dan berbagai mahasiswa dari universitas lain, seperti Universitas Negeri Jakarta. Melalui acara ini, peristiwa penyerangan di Gaza dibahas dalam tiga perspektif yang berbeda, yaitu dalam bidang keilmuan Teknik Sipil, Teknik Logistik, dan Hubungan Internasional. 

Frieska Haridha, M.A., selaku Dosen Program Studi Hubungan Internasional membahas isu ini sebagai peristiwa geopolitik. Frieska mengungkapkan bahwa peristiwa geopolitik yang terjadi di Gaza sebenarnya sulit untuk didefinisikan. Namun secara sederhana, geopolitik dapat diartikan sebagai sebuah praktik dalam memperebutkan dan mengontrol suatu wilayah teritori. Dalam pemaparannya, Frieska juga menjelaskan bahwa dalam sejarah yang terjadi di berbagai dunia, ada banyak sekali korban jiwa yang berjatuhan akibat mempertahankan negara atau ide terkait wilayah. 

“Geopolitik yang terjadi di Gaza adalah peristiwa yang mengerikan dan tragis. Hal yang perlu digaris bawahi ialah pemahaman bahwa sikap netral bukan lah suatu pilihan. Menurut saya, sikap netral menunjukkan ketidakpedulian akan keadaan yang terjadi. Dalam menilai peristiwa yang terjadi di Gaza, tidak perlu melihat latar belakang agama, melainkan latar belakang kemanusiaan karena banyaknya korban yang berjatuhan,” tutup Frieska dalam akhir acara. 

Thumbnail
Bagikan:
Bagikan ke WhatsApp
Bagikan ke Facebook
Bagikan ke X
Bagikan ke Telegram
Bagikan ke LinkedIn

Tinggalkan Balasan
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalan UU ITE

© 2025 Universitas Pertamina.
All rights reserved