Dalam Perjanjian Paris terdapat 195 negara yang terlibat termasuk Indonesia menyepakati untuk memerangi perubahan iklim, dengan target mencapai Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060. Untuk mencapai target tersebut, maka pemerintah, pemangku kepentingan, pelaku industri, dan masyarakat harus saling berkolaborasi.
Pengurangan emisi dalam Nationally Determined Contributions (NDC) dikaitkan dengan hutan yang memiliki fungsi menyimpan karbon di atmosfer. Namun, ekosistem pesisir seperti hutan mangrove mampu menyerap karbon lebih baik dan diidentifikasi memiliki kemampuan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca secara signifikan (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), 2022).
Dalam hal memerangi perubahan iklim dan mengurangi emisi karbon, Universitas Pertamina (UPER) melalui Unit Kegiatan Kemahasiswaan Riset dan Karya Ilmiah Heuri Cosmos (UKM HC) lakukan aksi nyata untuk hal tersebut. Aksi itu dilaksanakan pada Minggu, 3 Maret 2024 yang dituangkan dalam bentuk kegiatan aksi kampanye dam penanaman mangrove di Kawasan Ekowisata Mangrove Pantai Indah Kapuk (PIK), Jakarta Utara yang berkolaborasi dengan Gerakan Energi Bersih (GEB).
Tema yang diusung, yakni ‘Cut The Emission: Plant Mangrove and Reduce Our Emission’. Melalui kegiatan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam mendukung pengurangan jejak karbon, pelestarian lingkungan, serta menjaga keseimbangan ekosistem. Selain itu juga, ingin mendorong partisipasi aktif khususnya generasi muda dalam pelestarian lingkungan dengan menanam pohon mangrove.
Mangrove memiliki kemampuan yang signifikan untuk menyerap karbon dari atmosfer dan menyimpannya dalam tanah dan biomassa mereka. Penanaman mangrove dapat membantu mengurangi emisi karbon dioksida, sehingga berkontribusi pada mitigasi perubahan iklim. Diharapkan kegiatan ini memberikan kontribusi positif bagi masyarakat, lingkungan, dan mendukung program berkelanjutan.
Selain UKM HC dan GEB, ada juga IESR (Institute for Essential Services Reform) dan masyarakat yang ikut serta dalam penanaman mangrove tersebut dengan jumlah 350 bibit mangrove Rhizopora Sp.
Sebelum melakukan penanaman mangrove, mereka melakukan kegiatan berupa jalan santai sambil melakukan kampanye aksi pengurangan emisi karbon. Dengan diiringi yel-yel penuh semangat menggema di sepanjang rute Stasiun Gambir hingga Taman Pandang Istana. Para peserta dengan penuh antusias membawa poster QR Code Jejak Karbon (kalkulator jejak karbon).
Setibanya di lokasi penanaman mangrove, mereka dipandu oleh pemandu yang berpengalaman dan para peserta diajak menyusuri jalan setapak di dalam hutan mangrove, kemudian diberikan materi edukasi tentang pentingnya ekosistem mangrove. Setelah sesi edukasi, para peserta langsung menuju lokasi penanaman yang telah ditentukan dan dijelaskan teknik penanaman yang benar. Para peserta secara bergantian menanam bibit mangrove dengan hati-hati, dan memastikannya tertanam dengan baik.
Rangkaian acara ini menunjukkan bahwa UKM HC dan GEB tidak hanya berkomitmen dalam menjaga kelestarian lingkungan, tetapi juga dalam menyebarkan edukasi dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga bumi. Kolaborasi ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi organisasi lain untuk bersama-sama membangun masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan.
“Acara kolaborasi penanaman mangrove ini meninggalkan kesan yang sangat positif. Peserta sangat antusias dalam acara ini. Pengalaman berharga juga diperoleh selama acara, di mana saya belajar banyak tentang pentingnya menjaga ekosistem mangrove dan bagaimana kolaborasi dapat menghasilkan dampak positif bagi lingkungan. Kegiatan ini sekaligus menjadi pengingat bahwa menjaga kelestarian alam adalah tanggung jawab bersama. Kolaborasi dan aksi nyata dari berbagai pihak sangat penting untuk mewujudkan lingkungan yang sehat dan berkelanjutan,” ucap Silmi selaku ketua pelaksana. [NA].