Jakarta, 4 Oktober 2022 – Masih bekerja sama dengan Schlumberger, Universitas Pertamina kembali menyelenggarakan kegiatan sharing session AI Academy bertajuk “The Digital Wave in Upstream Industry: How Academic and Professional Should Adapt” pada Jumat (30/09) di Auditorium Universitas Pertamina.
Acara ini dibuka dengan pemaparan pengalaman dari Firman Cahya Putra Adistia dan Mochammad Naufal Septifiandi, serta Ferdiansyah Rahman mahasiswa UPER yang berprestasi di kompetisi Halliburton AI/ML Innovation Challenge 2022 dan Schlumberger AGORA Hackathon 2022.
Kegiatan dilanjutkan dengan sharing session bersama Aria Abubakar selaku Digital Subsurface Data Science Manager, Haibin Di sebagai Senior Data Scientist, dan Tao Zhao sebagai Data Science Manager di Schlumberger Headquarter Office, Houston dengan dipandu oleh Husni Mubarak Lubis, ST., MS., dosen Program Studi Teknik Geologi UPER.
Aria Abubakar bersama dengan kedua rekannya, Haibin Di dan Tao Zhao membawakan materi Machine Learning for Geoscience. Sebagai tim data scientist di Schlumberger, ketiganya telah membuat berbagai macam projek data science, mulai dari seismic processing yakni kegiatan merekam sinyal seismik guna mendapatkan gambaran tentang kondisi geologis dan geofisika suatu wilayah potensial untuk dieksploitasi hingga modeling seismic and rock property yakni kegiatan untuk menganalisis karakteristik seismik atau batuan.
Menurut Haibin, machine learning (ML) sangat membantu manusia dalam eksplorasi minyak terutama dalam hal akurasi dan penghematan waktu. “Ketika kita berikan data dan minta ML untuk menyediakan peta, dalam hitungan menit peta bisa tersedia,” ujarnya.
Di penghujung sharing session, ketiga narasumber menjelaskan, di tengah masifnya perkembangan AI dan ML, salah satu cara yang bisa dilakukan mahasiswa untuk bersiap diri memasuki industri migas adalah dengan mengikuti pembelajaran lintas jurusan.
“Manfaat terbesar duduk di bangku perkuliahan adalah kalian bisa mengikuti kelas sebanyak-banyaknya. Saya dengar di Universitas Pertamina sudah ada kurikulum yang membahas keterkaitan ilmu geologi dan geofisika dengan AI, ML, dan data science. Hal ini bisa sangat membantu bagi mahasiswa yang kedepannya ingin memasuki industri migas,” jelas Haibin. [RD]